Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangladesh Siap Tanam Varietas Padi "Beras Emas", Ini Keunggulannya

Kompas.com - 26/11/2019, 12:22 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

 KOMPAS.com - Para ahli telah menciptakan beras berwarna emas dengan nutrisi baiknya. Varietas padi terbaru ini diberi nama golden rice alias beras emas.

Perlu diingat, para ahli memakai nama beras emas bukan karena ada kandungan logam mulia di dalamnya. Nama itu diberikan karena warna beras tersebut kuning keemasan.

Menurut laporan Science Magazine, varietas beras emas bakal segera ditanam di Bangladesh dan siap dikonsumsi pada 2021.

Dikutip dari Mother Nature Network, Jumat (22/11/2019), varietas beras emas pertama kali dikembangkan pada 1990-an oleh ilmuwan Jerman.

Baca juga: Rancang Beras Berprotein Hewani, Pelajar Indonesia Catatkan Prestasi

Tujuan para peneliti mengembangkan beras emas adalah untuk mencari cara mengurangi tingkat kekurangan vitamin A atau beta karoten, yang terus menjadi perhatian nutrisi utama di seluruh negara berkembang.

Beras emas dikembangkan dengan menyuntikkan nutrisi beta karoten di dalamnya.

Nutrisi beta karoten yang disuntikkan ke dalam beras berasal dari genom jagung. Karena hal ini pula, beras tersebut memiliki warna kuning keemasan yang khas.

Untuk diketahui, beta karoten merupakan salah satu jenis karotenoid. Beta karoten memberi warna merah, kuning, dan oranye pada tanaman.

Ketika beta karoten masuk ke dalam tubuh, dia dapat diubah menjadi vitamin A yang bermanfaat untuk kesehatan mata dan sistem imun. Beta karoten juga menghasilkan antioksidan yang berperan melindungi kerusakan sel tubuh.

Pro kontra beras emas

Beras emas diciptakan untuk memenuhi kebutuhan gizi manusia.

Meski tujuannya mulia, tapi karena beras emas ini dimodifikasi secara genetik, muncullah aneka kritik dari banyak pihak.

Para kritikus memperingatkan, modifikasi genetik untuk pangan adalah cara yang tidak perlu dilakukan. Tindakan ini disebut berpotensi berbahaya untuk menyelesaikan persoalan kekurang gizi di seluruh dunia. 

Karena hal tersebut, para kritikus menolak penanaman beras emas di mana saja.

Beras emas siap ditanam masal di Bangladesh

Walaupun menuai banyak kritikan, Banglades akui siap menjadi negara pertama yang akan menanam beras emas secara luas di negaranya.

Ini artinya, beras emas akan segera membanjiri pasar, terutama di seluruh Asia, di mana daya konsumsi beras dan kekurangan vitamin A sama-sama tinggi.

"Sangat penting untuk mengatakan bahwa kami dapat mengatasi hal ini," kata Johnathan Napier, seorang ahli bioteknologi tanaman di Rothamsted Research di Harpenden, Inggris.

Menurut para peneliti, Bangladesh mungkin menjadi pasar yang lebih baik untuk menanam dan mendistribusikan beras emas. Terlebih, kekurangan vitamin A masih menjadi perhatian utama di negara tersebut, di mana hal itu terjadi pada sekitar 21 persen anak-anak.

Hasil pengujian awal penanaman beras emas

Terlepas dari kepanikan para kritikus, pengujian awal terhadap beras emas dinyatakan menjanjikan.

Sebagai contoh, para peneliti di Bangladesh Rice Research Institute (BRRI) tidak menemukan adanya tantangan pertanian baru dengan tanaman beras emas ini dan tidak ada perbedaan kualitas yang signifikan.

Mereka justru menemukan, beras emas lebih bergizi daripada varietas beras yang biasa kita lihat saat ini.

Pemerintah masih menjalankan proyeksi tentang dampak lingkungan dari tanaman ini, seperti potensinya untuk menjadi gulma invasif.

Namun jika hasilnya juga menggembirakan, maka beras emas akan menerima semua persetujuan yang diperlukan untuk melanjutkan penanaman.

Bagaimana dengan pasar beras emas ini?

Apakah akan ada pasar besar untuk tanaman itu masih harus dilihat, hal ini perlu untuk mendapatkan kepercayaan publik.

Selain itu, tidak pasti apakah beras emas akan menawarkan ledakan nutrisi yang lebih baik dibandingkan dengan sumber vitamin A lainnya, seperti sayuran lain di mana vitamin A atau beta karoten terjadi secara alami.

Sementara itu beras emas telah disetujui untuk dikonsumsi oleh regulator di beberapa pasar utama di negara maju, termasuk di Amerika Serikat.

Baca juga: Dari Kresek hingga Karung Beras, Paus di Filipina Telan 40 Kg Plastik

Namun, belum ada rencana untuk benar-benar menanam beras emas tersebut secara serius, oleh karena itulah beras emas ini tidak dapat ditemukan di supermarket.

Tetapi hal ini merupakan langkah maju yang besar bagi para pendukung modifikasi genetika, seperti para ilmuwan di Bill & Melinda Gates Foundation, yang merupakan bagian penting dari bagian pendanaan gerakan ini.

Jika beras emas terbukti berhasil di Bangladesh, maka itu bisa membuka pintu untuk tanaman Generally Modified (GM) atau Tanaman rekayasa genetika (tanaman transgenik) di seluruh dunia.

Varietas tambahan sudah dalam pengembangan, seperti varietas yang lebih baik beradaptasi dengan musim atau lokasi lain.

"Akan sangat bagus melihat (beras emas) ini disetujui," kata Napier.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com