Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyakit TBC, dari Penyebab, Gejala, Pengobatan, hingga Pencegahan

Kompas.com - 10/09/2019, 09:43 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

KOMPAS.com - Tuberkulosis atau yang biasa disebut TBC merupakan penyakit paru-paru akibat kuman Mycobacterium tuberculosis yang menyerang dan merusak jaringan tubuh manusia.

Bakteri Mycobacterium tuberculosis dapat ditularkan melalui saluran udara. TBC biasanya menyerang paru-paru, namun bisa juga menyebar ke tulang, kelenjar getah bening, sistem saraf pusat, jantung, dan organ lainnya.

Jenis tuberkulosis yang diderita oleh pasien sering kali merupakan infeksi TBC laten, di mana terdapat bakteri TBC yang "tertidur" atau belum aktif secara klinis. Bakteri TBC akan aktif dan mulai menunjukkan gejala setelah periode waktu tertentu, beberapa minggu bahkan beberapa tahun, tergantung kondisi kesehatan dan daya tahan pasien.

Jika pasien memiliki sistem kekebalan tubuh yang melemah (misalnya pada penderita HIV, kanker, atau pasien yang menjalani kemoterapi), maka TBC akan berkembang lebih cepat.

Baca juga: Penyakit Psoriasis, dari Penyebab, Gejala hingga Penanganannya

Dikutip dari buku Mayo Clinic: Family Health Book, penyakit TBC sudah ada sejak zaman dulu.

Di awal abad 21, jumlah pasien TBC sangat berkurang. Namun tiba-tiba ada peningkatan signifikan sejak tahun 1980-an.

Buku tersebut mengatakan, penderita TBC umumnya tunawisma yang tinggal di tengah kota dan mereka yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV).

Namun selain itu, TBC juga sering menyerang kelompok berikut ini:

  • Pengidap HIV, diabetes melitus (kencing manis), malnutrisi, atau penyakit lain yang melemahkan sistem kekebalan tubuh.
  • Orang yang melakukan kontak dengan pasien TBC
  • Orang yang merawat pasien TBC, misalnya dokter atau perawat
  • Orang yang tinggal atau bekerja satu tempat dengan pasien TBC, misalnya di tempat pengungsian atau klinik
  • Orang yang tinggal di wilayah yang kondisi kesehatannya buruk
  • Pengguna alkohol atau obat terlarang
  • Orang yang bepergian ke tempat di mana tuberculosis merupakan penyakit yang umum. Kebanyakan adalah daerah yang masih berkembang seperti di Amerika Latin, Afrika, Asia, Eropa Timur, dan Rusia

Tanda dan Gejala

Dilansir Hello Sehat, saat masa inkubasi TBC, penderita biasanya tidak menunjukkan gejala apapun dan penyakit belum menular. Ketika tuberkulosis sudah berkembang, gejala-gejala pun mulai terlihat.

Tergantung pada organ mana yang diserang. Gejala TBC bisa berupa batuk yang berlangsung 2 minggu atau lebih, dahak atau batuk darah, sesak napas, demam atau meriang, berkeringat di malam hari tanpa ada aktivitas fisik, penurunan berat badan, kehilangan nafsu makan, lelah dan lemah.

Gejala TBC seperti di atas bisa jadi disebabkan oleh penyakit lain yang berhubungan dengan paru-paru. Masih ada gejala-gejala lain yang tidak tercantum di atas. Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang gejala tertentu, segera konsultasikan pada dokter.

Segera temui dokter jika Anda mengalami demam, penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan dan berkeringat di malam hari. Terutama jika Anda mengalami batuk yang terus-menerus selama 2 minggu.

Hal tersebut merupakan gejala penyakit TBC, tetapi juga bisa menjadi gejala dari penyakit lain. Dokter dapat melakukan tes untuk menentukan penyebab dari gejala yang Anda alami.

Diagnosis

Penyakit TBC tidak mudah didiagnosis, karena jika Anda terpapar bakteri penyebab penyakit TBC tidak akan terasa langsung pada saat itu juga.

Sebenarnya, bakteri TBC akan berusaha memasuki paru-paru Anda. Mungkin, Anda dapat merasakan batuk ringan atau demam.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau