Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Elang Bondol, Si Maskot Jakarta yang Kawin di Udara

Kompas.com - 19/08/2019, 13:29 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Elang bondol (Haliastur indus) lebih mirip burung pemakan bangkai dibanding burung pemangsa seperti elang lain.

Namun, burung yang bisa terbang di ketinggian 20 sampai 50 meter di atas permukaan tanah ini juga bisa memangsa hewan-hewan kecil baik yang ada di darat maupun laut.

Elang bondol mahir menangkap ikan, kepiting, kerang, dan katak. Namun mereka juga gesit dalam menikam hewan pengerat seperti tikus dan juga reptil melata di tanah.

Selain hal itu, berikut 5 fakta menarik yang perlu Anda tahu tentang elang bondol, salah satu jenis elang yang tersebar di India, Cina selatan, Asia tenggara, Indonesia, dan Australia.

Baca juga: Bagus dan Bagas, Sepasang Elang Bondol Telah Dilepasliarkan ke Alam

1. Maskot Jakarta

Selain Monumen Nasional (monas), ibukota Jakarta memiliki maskot lain berupa elang bondol.

Dalam pesta olahraga untuk orang dengan disabilitas, Asian Para Games Jakarta 2018, elang bondol juga dijadikan maskot dengan nama Momo.

Burung dengan bulu putih menutupi kepala hingga leher ini kebanyakan tinggal di Kepulauan Seribu. Sayang, spesies ini terancam punah.

Oleh sebab itu, elang bondol menjadi hewan endemik yang dilindungi UU No.5 Tahun 1990 dan diatur dalam PP No.106 Tahun 2018.

2. Kawin di udara

Benvinka, Ketua Jakarta Animal Aid Network (JAAN) sekaligus pendiri pusat rehabilitasi elang di Pulau Kotok, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta menjelaskan, sangat sulit untuk mengembangbiakkan elang bondol.

Ben bahkan berkata, hal ini bisa jadi mustahil. Pasalnya, proses kawin elang bondol dilakukan di udara saat mereka sedang terbang.

"Kami sudah mencoba untuk mengembangbiakan elang ini. Tapi, itu kayak mustahil begitu. (Elang bondol) ada di kandang uji coba, yang sudah dibuatkan kandang breeding (selama) lebih dari sebulan. Namun, masih belum juga (berhasil kawin)," kata Ben.

"Elang ini kawinnya itu di udara hingga hampir menyentuh laut, terus akan balik lagi terbang di udara, begitu seterusnya," terang Ben.

3. Penguasa teritorial

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau