Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Fakta Elang Bondol, Si Maskot Jakarta yang Kawin di Udara

KOMPAS.com - Elang bondol (Haliastur indus) lebih mirip burung pemakan bangkai dibanding burung pemangsa seperti elang lain.

Namun, burung yang bisa terbang di ketinggian 20 sampai 50 meter di atas permukaan tanah ini juga bisa memangsa hewan-hewan kecil baik yang ada di darat maupun laut.

Elang bondol mahir menangkap ikan, kepiting, kerang, dan katak. Namun mereka juga gesit dalam menikam hewan pengerat seperti tikus dan juga reptil melata di tanah.

Selain hal itu, berikut 5 fakta menarik yang perlu Anda tahu tentang elang bondol, salah satu jenis elang yang tersebar di India, Cina selatan, Asia tenggara, Indonesia, dan Australia.

1. Maskot Jakarta

Selain Monumen Nasional (monas), ibukota Jakarta memiliki maskot lain berupa elang bondol.

Dalam pesta olahraga untuk orang dengan disabilitas, Asian Para Games Jakarta 2018, elang bondol juga dijadikan maskot dengan nama Momo.

Burung dengan bulu putih menutupi kepala hingga leher ini kebanyakan tinggal di Kepulauan Seribu. Sayang, spesies ini terancam punah.

Oleh sebab itu, elang bondol menjadi hewan endemik yang dilindungi UU No.5 Tahun 1990 dan diatur dalam PP No.106 Tahun 2018.

2. Kawin di udara

Benvinka, Ketua Jakarta Animal Aid Network (JAAN) sekaligus pendiri pusat rehabilitasi elang di Pulau Kotok, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta menjelaskan, sangat sulit untuk mengembangbiakkan elang bondol.

Ben bahkan berkata, hal ini bisa jadi mustahil. Pasalnya, proses kawin elang bondol dilakukan di udara saat mereka sedang terbang.

"Kami sudah mencoba untuk mengembangbiakan elang ini. Tapi, itu kayak mustahil begitu. (Elang bondol) ada di kandang uji coba, yang sudah dibuatkan kandang breeding (selama) lebih dari sebulan. Namun, masih belum juga (berhasil kawin)," kata Ben.

"Elang ini kawinnya itu di udara hingga hampir menyentuh laut, terus akan balik lagi terbang di udara, begitu seterusnya," terang Ben.

3. Penguasa teritorial

Elang bondol termasuk hewan yang bersifat teritorial.

Dengan kata lain, mereka tidak suka jika ada elang lain berada di wilayah kekuasaannya.

Maka dari itu, dalam masa rehabilitasi elang-elang akan dibuatkan kandang sendiri. Dengan catatan, jika kondisi fisik elang bondol masih baik alias tidak ada cacatnya.

Jika elang dengan kondisi fisik baik digabungkan dalam satu kandang, mereka akan berkelahi memperebutkan wilayah kandang, hingga salah satu di antaranya mati.

Elang bondol tidak memilki kriteria fisik untuk menentukan jenis kelamin. Salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan tes DNA.

"Kalau mau tahu lanang dan betina, ya harus dites DNA dulu mereka (elang), dan itu (tes DNA) cuma bisa di Belanda. Di Indonesia belum ada yang bisa untuk tes DNA elang ini," kata Ben.

5. Indikator wilayah (alam) bersih

Elang merupakan predator alam liar yang memangsa ikan di lautan.

Berdasar fakta tersebut, Ben mengatakan elang bisa dijadikan indikator suatu wilayah. Jika di suatu wilayah masih banyak elangnya atau masih tampak beberapa, hal ini menandakan alam di sekitar wilayah tersebut masih bersih.

https://sains.kompas.com/read/2019/08/19/132923323/5-fakta-elang-bondol-si-maskot-jakarta-yang-kawin-di-udara

Terkini Lainnya

Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Fenomena
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Fenomena
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Kita
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Oh Begitu
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Oh Begitu
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Oh Begitu
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Oh Begitu
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke