Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Tegaskan, Tidak Ada Susu Formula yang Lebih Baik dari ASI

Kompas.com - 05/08/2019, 09:33 WIB
Ellyvon Pranita,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kandungan susu formula yang biasanya terbuat dari air susu sapi, ternyata tidak sebaik kandungan yang terdapat pada ASI manusia untuk si bayi.

Dokter I.G.A.N Partiwi Sp A MARs, pakar laktasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dalam acara Breastfeeding Friendly Workplace untuk peringatan Pekan ASI Sedunia 2019 di Jakarta (3/8/2019), menyatakan bahwa tidak ada susu formula yang lebih baik daripada ASI bagi bayi.

Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa komposisi ASI manusia berbeda dengan susu formula, dan ada banyak kelebihan pada ASI yang tidak terdapat pada susu formula.

Baca juga: Ahli Beberkan 3 Sebab Produksi ASI Sedikit dan Cara Meningkatkannya

Protein

Kandungan protein yang ada dalam susu formula berbentuk bulatan besar, sedangkan protein dalam ASI berbentuk lebih kecil.

Partiwi berkata bahwa protein yang lebih kecil pada ASI lebih mudah disebarkan ke seluruh tubuh melalui sel-sel oleh usus bayi. Sebaliknya, ukuran protein susu formula yang lebih besar akan menumpuk pada usus bayi dan membuat berat badan bayi naik dengan tidak stabil.

Menurut Partiwi, terlalu banyak minum susu formula akan membuat bayi cepat gemuk, lalu obesitas sehingga lebih berisiko terkena hipertensi dan diabetes pada masa pertumbuhannya.

Baca juga: ASI, Baiknya Dipompa Pakai Tangan atau Alat?

Laktosa

Banyak ibu lebih suka memberi bayi susu formula karena ASI sering membuat bayi diare. Namun, sebetulnya diare karena ASI ini adalah hal biasa yang tidak perlu dikhawatirkan.

Dijelaskan oleh Partiwi, kandungan laktosa dalam ASI yang lebih besar daripada pada susu formula. Pada kadar sekitar 7,0%, terdapat dua kali lipat laktosa pada ASI dibandingkan susu formula. 

Kandungan laktosa ini bersifat asam sehingga usus bayi yang masih belum memiliki kekebalan tubuh sempurna mengalami pergerakan yang lebih cepat sehingga terjadi diare.

Namun sebetulnya laktosa bukan sesuatu yang jahat. Sifat asam dari laktosa justru akan membantu membunuh kuman jahat pada usus bayi dan mempertahankan kuman yang baik .

Lalu, kalaupun bayi menjadi lebih cepat lapar karena diare, ibu harus melihat ini sebagai sesuatu yang baik. Artinya, bayi akan meminum lebih banyak ASI yang baik untuk perkembangannya.

Baca juga: Misteri Tubuh Manusia: Bagaimana Sih ASI Diproduksi?

Untuk diketahui, perkembangan otak dipengaruhi oleh laktosa. Kandungannya yang tinggi pada ASI akan bisa dirangkai menjadi serabut saraf otak yang masih lemah. Sebab, serabut tersebut dilapisi oleh mielin yang didasari oleh laktosa

Sebaliknya,  protein pada susu formula yang lebih besar daripada ASI, ujar Partiwi, akan sulit untuk menyebar dan berpengaruh ke otak sehingga yang tercipta hanya fungsi otot saja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com