Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pernikahan Sedarah, dari Tabu hingga Catatan Sejarah Anak yang Jadi Korban

Kompas.com - 06/07/2019, 08:58 WIB
Mela Arnani,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kasus pernikahan sedarah warga Bulukumba, Sulawesi Selatan, menjadi perhatian publik. Kakak adik kandung menikah, dan akhirnya kasus ini dibawa ke ranah hukum.

Menjalin hubungan hingga menikah, biasanya didasari rasa suka dan ketertarikan satu sama lain.

Lalu, apa yang sebenarnya terjadi di balik munculnya rasa cinta terhadap saudara sedarah atau keluarga dekat?

Rasa tertarik kepada saudara kandung atau keluarga dekat mempunyai istilah Genetic Sexual Attraction (GSA).

GSA merupakan ketertarikan seksual yang dirasakan ketika pertama kali berjumpa dengan kerabat biologis sebagai orang dewasa.

Seseorang yang mengalami GSA biasanya tak berdaya terhadap perasaannya sendiri.

Baca juga: Sejarah Mencatat, Korban Pernikahan Sedarah adalah Anak-anak

Dilansir dari Telegraph, sejumlah peneliti memiliki hipotesis jika perlindungan saat masa tumbuh kembang dapat melawan GSA.

Peneliti tersebut tak memungkiri jika keluarga yang masih mempunyai hubungan darah hidup berdekatan, memungkinkan menurunkan ketertarikan seksual ini.

Data Post-Adoption Centre dan University College London menunjukkan, 50 persen kasus GSA terjadi saat dua orang terpisah dan kembali bertemu ketika dewasa.

Dikutip dari Mirror.co.uk, psikolog Corrinne Sweet menyebutkan, pada tingkat genetik, seseorang dikondisikan menemukan orang lain yang terlihat sama menariknya dengan diri orang tersebut.

Di saat bersamaan, orang yang tinggal terpisah akan merasa terasing.

Dari situ, muncul daya tarik dan rasa rindu. Ketika rasa ini dikombinasikan dengan daya tarik kesamaan genetik, muncullah hal yang sangat kuat, kompleks, dan begitu menggoda.

Tabu Inses

Kasus inses atau hubungan sedarah memang dapat terjadi, namun sebenarnya manusia mempunyai mekanisme sosial dan psikologis mencegah perilaku menyimpang ini.

Mekanisme anti inces biasanya muncul dalam bentuk rasa jijik.

Selain itu, orang yang terbiasa bersama dalam jangka waktu lama akan muncul rasa biasa antara satu sama lain atau gairah seksual akan mati.

Baca juga: Pernikahan Sedarah di Bulukumba, Kenapa Kita Merasa Tabu?

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau