KOMPAS.com - Mona Lisa adalah lukisan paling legendaris dan terkenal di dunia. Di tengah popularitasnya, lukisan dari abad ke-16 karya Leonardo Da Vinci itu sebenarnya belum selesai dikerjakan.
Jelang masa pensiun Da Vinci sebagai pelukis, banyak lukisannya yang tidak diselesaikan, termasuk Mona Lisa. Fakta ini pun menjadi misteri dan tanda tanya besar bagi banyak kalangan selama beberapa abad.
Dan akhirnya, beberapa ratus tahun setelah kematian Da Vinci, misteri tersebut diungkap oleh dua ahli saraf asal Italia yang menyimpulkan bahwa Leonardo Da Vinci mengalami kerusakan saraf traumatis pada tangan kanan sehingga membuatnya sulit melukis.
Baca juga: Selain Jenius, Leonardo da Vinci Ternyata Seorang Ambidextrous
Seperti dibahas sebelumnya, Da Vinci terlahir spesial dengan kemampuan ambidextrous atau mampu menggunakan kedua tangan sama baiknya. Hanya sebagian kecil orang yang memiliki kemampuan ini.
Meski lebih banyak menggunakan tangan kiri untuk menggambar dan menulis, tak jarang Da Vinci menggunakan tangan kanan untuk melukis.
Berkaitan dengan fakta tersebut, dokter ahli bedah Davide Lazzeri dan ahli saraf Carlo Rossi mempelajari lukisan potret Leonardo Da Vinci di usia senja yang dilukis seniman Italia Giovan Ambrogio Figino sekitar abad ke-16.
Lukisan dari kapur merah itu menggambarkan sosok Da Vinci tua yang memakai jubah dan lengan kanannya dibungkus kain mirip perban.
"Lengan kanan Da Vinci dalam posisi kaku," tulis kedua dokter dalam laporan studi yang terbit di jurnal Royal Society of Medicine, Jumat (3/5/2019).
Melansir Live Science, Sabtu (4/5/2019), penulis memberi catatan bahwa posisi jari tangan Da Vinci tidak mengepal seperti pasien yang mengalami kontraksi otot akibat stroke.
"Sebaliknya, lukisan potret ini menunjukkan Da Vinci kemungkinan besar mengalami ulnar palsy," ujar dokter Lazzeri, penulis studi sekaligus spesialis dalam rekonstruksi plastik dan bedah estetika dari Villa Salaria Clinic, Roma.
Ulnar palsy adalah kondisi di mana jari-jari bengkok mirip cakar hewan karena kerusakan saraf ulnar atau saraf utama yang membentang dari leher ke jari-jari dan membuat sulit bergerak.
Baca juga: Misteri Ibu Leonardo da Vinci Terungkap, Siapa Dia?
Lazzeri dan rekan penulisnya Dr. Carlo Rossi, ahli saraf dari Rumah Sakit Pontedera di Italia mengatakan, kelumpuhan pada saraf ulnaris bisa disebabkan trauma karena pingsan atau jatuh.
"Terlebih karena Leonardo da Vinci tidak mengalami penurunan kognitif atau masalah gerakan lainnya, stroke tidak mungkin menjadi penyebabnya," imbuh Lazzeri.
"Ulnar palsy dapat menjelaskan mengapa dia (da Vinci) tidak menyelesaikan karyanya," tutup Lazzeri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.