Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Mudah dan Murah Ukur Kesehatan Jantung, Lakukan Push-up

Kompas.com - 18/02/2019, 12:48 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Mampu melakukan push-up dalam jumlah banyak tak hanya menunjukkan Anda kuat, tapi juga tanda punya jantung sehat.

Studi terbaru yang terbit di Jama Network Open, Jumat (15/2/2019) menunjukkan bahwa pria yang mampu melakukan push-up lebih dari 40 kali berpeluang 96 persen lebih rendah didiagnosis penyakit jantung atau masalah jantung dalam 10 tahun ke depan. Hal ini jauh berbeda dibanding pria yang hanya bisa push-up kurang dari 10 kali.

Studi yang dilakukan ilmuwan Harvard ini memang hanya menguji petugas pemadam kebakaran pria paruh baya yang sangat aktif. Oleh sebab itu, masih belum jelas apakah temuan ini berlaku untuk pria dengan latar belakang lain.

"Meski begitu kami yakin push-up bisa menjadi metode murah dan mudah untuk menilai risiko penyakit kardiovaskular," kata ketua penulis studi Justin Yang, dari Fakultas Kedokteran di Sekolah Kesehatan Harvard T.H. Chan di Boston, dilansir Live Science, Sabtu (16/2/2019).

Baca juga: Peneliti Ungkap Alasan Kurang Tidur Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung

Pengujian sederhana

Semua dokter berkata bahwa kesehatan fisik berkaitan dengan kesehatan jantung. Namun menilai tingkat kebugaran secara akurat bukanlah hal mudah.

Dokter kadang menggunakan tes treadmill untuk mengevaluasi tingkat kebugaran seseorang. Caranya, pasien diminta berlari di atas treadmill hingga detak jantung mencapai tingkat tertentu.

Sayangnya cara ini membutuhkan waktu lama dan peralatan yang mahal, sehingga tak bisa dilakukan pemantauan secara rutin.

Dengan menguji ketahanan diri saat melakukan push-up, ahli yakin olahraga ini bisa jadi cara baru untuk mengukur kesehatan jantung.

Untuk membuktikannya, para peneliti memeriksa catatan lebih dari 1.100 petugas pemadam kebakaran Indiana yang rata-rata berusia 39 tahun, kemudian mereka diminta menjalani tes push-up.

Pemantauan dilakukan selama satu dekade untuk melihat apakah peserta mengalami masalah yang berkaitan dengan kardiovaskular seperti diagnosis penyakit arteri koroner, atau gagal jantung.

Selama pengamatan, 37 kejadian kardiovaskular ditemukan dan hanya satu kasus yang terjadi pada seorang pria yang mampu melakukan push-up lebih dari 40 kali.

Para peneliti mengingatkan, kemampuan push-up bukanlah prediktor tunggal untuk mengukur risiko penyakit jantung.

Ini artinya ada kemungkinan faktor risiko penyakit jantung dipengaruhi hal lain. Misalnya faktor usia, indeks massa tubuh (BMI), dan tingkat kebugaran aerobik.

"Studi ini menekankan pentingnya kebugaran fisik pada kesehatan dan mengapa dokter harus mengukur kebugaran selama kunjungan pasien," kata penulis senior studi Stefanos Kales.

Baca juga: Tulang Ekor Spesies Baru Dinosaurus Ini Berbentuk Jantung Hati

Karena responden yang dilibatkan dalam studi hanya mencakup petugas pemadam kebakaran, kita masih memerlukan lebih banyak penelitian untuk menguji hubungan antara kemampuan push-up dan kesehatan jantung untuk orang umum, termasuk pria dan wanita yang kegiatannya pasif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau