Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangkai Paus Mirip Marshmallow Menghantui Hawaii Sebulan Terakhir

Kompas.com - 06/02/2019, 13:17 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Kalau Anda melihat foto di atas sebagai marshmallow raksasa, maaf perkiraan Anda salah. Itu sebenarnya adalah bangkai paus sperma (Physeter macrocephalus) yang telah membusuk dan bengkak, terdampar di pantai Oahu, Hawaii.

Seluruh bagian kulitnya terkelupas dan kini hanya menyisakan lapisan lemak putih.

Sudah hampir sebulan sejak bangkainya pertama kali ditemukan pada 10 Januari 2019 lalu di dekat pantai selatan Oahu.

Bangkai itu pun sudah pernah diderek ke laut dua kali, tapi entah bagaimana selalu kembali ke pantai.

Baca juga: Ribuan Penguin Betina Terdampar Jauh dari Habitat, Sebagian Mati Lapar

Menurut surat kabar Honolulu Star Advertiser, beberapa waktu lalu bangkai paus ini pernah hanyut ke perairan dangkal dan kemudian diderek oleh pihak berwenang sejauh 24 kilometer ke selatan Oahu, pulau terbesar ketiga di Hawaii.

"Kami melakukan ini karena berpikir bangkai paus bakal dimakan hiu lain. Selain itu jika bangkai terlalu dekat dengan pantai, ia akan mengganggu pengunjung pantai yang berenang," kata Kristi West, direktur program mamalia laut terdampar di Institut Biologi Kelautan Hawaii.

Melansir Live Science, Selasa (5/2/2019), pihak berwenang mengatakan bahwa proses relokasi itu hanya berlangsung sementara dan pihak berwenang harus kembali menjauhkannya dari bibir pantai.

Setelah kedua upaya relokasi gagal, pihak berwenang memutuskan untuk meninggalkan bangkai paus di sisi barat Oahu yang tidak sering mendapat pengunjung.

West menjelaskan, pengelupasan kulit setelah paus mati adalah hal normal.

"Saat paus masih hidup dan sehat, Anda tidak akan melihat lapisan lemak putik. Namun ketika sudah jadi bangkai, gas dilepaskan sehingga rongga perut mengembang dan tampak bengkak. Ini seperti balon," terang West.

Ketika bangkai mamalia laut sudah membengkak, ini artinya mereka sudah lama mati dan tidak disukai para ilmuwan.

"Bangkai yang bengkak tidak hanya bau dan agak kotor, tapi juga menyulitkan kami melakukan pengujian," ungkap West.

Meski sulit, West dan tim tetap memonitor bangkai itu setiap hari untuk mempelajari kasus kematiannya.

Pengamatan bangkai paus

Bangkai paus itu diletakkan di sepanjang bibir pantai. Bila air laut sedang surut, para ilmuwan akan sigap membuang isi perutnya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau