Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Kantong Kencing Sampai Popok, Begini Kesulitan Astronot Buang Air

Kompas.com - 18/09/2018, 10:30 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Astronot mungkin sangat berani, cerdas, dan berprestasi. Tapi jika menyangkut urusan buang air mereka bukanlah manusia super.

Ini tentu jadi runyam ketika mereka benar-benar harus ke luar angkasa untuk menjalankan misi.

Celakanya persoalan bagaimana astronot akan mengosongkan kandung kemih serta isi perut mereka begitu tiba di luar angkasa rupanya tidak terlalu dipikirkan oleh Badan Antariksa AS (NASA).

Hal ini baru disadari ketika pada tahun 1961 ketika astronot Alan Shepard akan menjalankan misi luar angkasanya. Dia harus duduk di landasan peluncuran terlebih dahulu.

Tiba-tiba Shepard mneyadari jika kandung kemihnya penuh dan tidak nyaman. Sayangnya, Shepard terpaksa kencing di celana.

"Dengan pakaian dalam katun, tentu itu jadi sangat basah. Tapi memang segera kering setelah peluncuran," kata Shepard dikutip dari Science Alert, Rabu (29/08/2018).

Kejadian itu membuat NASA mulai memikirkan peralatan yang bisa digunakan para astronot jika harus buang air.

Beragam peralatan pernah dicoba dikirimkan ke luar angkasa untuk mengatasi permasalahan tersebut. Mulai dari kantong kencing, popok, hingga toilet duduk bertali.

Misi Gemini menjadi titik balik di mana kali pertamanya NASA berusaha menangani kotoran. Perangkat pertama yang digunakan hanyalah tas yang ditempelkan pada pantat astronot.

"Setelah buang air besar, astronot diminta untuk menutup kantong dan meremasnya agar tercampur dengan cairan bakteri sehingga memberikan tingkat stabilisasi feses yang diinginkan," jelas NASA.

"Tugas ini tidak menyenangkan dan membutuhkan banyak waktu, jadi makanan dengan residu rendah dan obat pencahar umumnya digunakan sebelum misi diluncurkan," tambah badan antariksa AS itu.

Baca juga: Astronot NASA Ungkap Kengerian Toilet di Stasiun Luar Angkasa

Disposable Absorption Containment Trunk yang digunakan untuk menyerap kencing astronotbussiness insider Disposable Absorption Containment Trunk yang digunakan untuk menyerap kencing astronot

Sistem ini pun juga masih jauh dari sempurna. Saat misi Apollo 10 pada tahun 1969, tiba-tiba astronot Tom Stafford berteriak meminta lap karena ada kotoran melayang di udara.

NASA kemudian mengembangkan 'faecal containment system' atau sistem penahan feses. Ini terdiri dari celana pendek dengan lapisan bahan penyerap.

Celana pendek akan berguna menahan ekskreta atau kotoran.

Lalu bagaimana ketika era perempuan pergi ke luar angkasa?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com