Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Badai Debu Bikin Robot Penjelajah Tertua di Mars "Tidur" Panjang

Kompas.com - 27/08/2018, 12:09 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis


KOMPAS.com - Badai debu global di Mars mengancam masa depan rover Opportunity milik NASA, robot yang paling lama berada di planet merah.

Kendaraan seukuran kereta golf itu diluncurkan ke Mars pada Juni 2003 dan mendarat pada Januari 2004. Ini artinya robot Opportunity sudah tinggal di Mars hampir 15 tahun dan telah mengelilingi ribuan kilometer dengan menggunakan tenaga surya.

Dengan adanya badai debu global yang berlangsung cukup lama di Mars, membuat robot Opportunity bermasalah. Para ahli mengungkap, robot Opportunity sudah "tidur" selama hampir dua bulan sejak 10 Juni 2018.

Baca juga: Badai Debu Mars Hantam Robot Penjelajah Milik NASA

Badai debu global di Mars yang biasanya muncul sekali dalam beberapa tahun akan membuat planet merah tertutup kabut.

Bedanya, badai debu yang terjadi tahun ini adalah salah satu yang paling intens.

"Berkat badai debu, keadaan robot Opportunity saat ini adalah yang terburuk. Kami telah melakukan terbaik yang kami bisa dan berharap yang terbaik," ujar Steve Squyres, seorang ilmuwan planet di Cornell University dan pemimpin misi rover kepada The Planitary Society belum lama ini, dilansir Science Alert, Senin (27/8/2018).

Mengapa badai debu membahayakan robot Opportunity?

Fenomena cuaca badai debu di Mars tidak hanya memblokir cahaya yang digunakan robot Opportunity sebagai sumber tenaga. Badai debu ini juga membuat seluruh bagian robot Opportunity tertutup debu halus.

Kedua hal itu secara dramatis telah menurunkan kemampuan robot Opportunity untuk menyimpan dan menggunakan energinya.

Suhu dingin yang bisa mencapai -100 derajat Fahrenheit (-73 derajat Celsius) di dekat kutub juga menjadi masalah besar di Mars. Suhu sedingin ini dapat mengecilkan logam di sirkuit elektronik dan merusaknya.

Tombol-tombol kecil berbahan nuklir yang disebut plutonium-238 memang membantu menjaga sirkuit Opportunity tetap hangat, tetapi tombol itu tidak bisa bertahan selamanya dan sudah lapuk. Plutonium-238 sudah tidak cukup panas untuk melindungi sistem rover sepenuhnya.

Ini artinya, robot Opportunity masih membutuhkan listrik untuk menjaga baterai tetap terisi dan dapat menjalankan sirkuit pemanas, juga berkomunikasi dengan misi kontrol NASA yang ada di Bumi.

Steve menjelaskan, semakin lama robot Opportunity "tidur" maka semakin banyak kapasitas penyimpanan listrik yang hilang.

Jika badai debu tidak segera berakhir, NASA mengatakan ada kemungkinan baterai berubah warna menjadi cokelat dan tiba-tiba tegangannya turun.

"Jika itu terjadi, robot Opportunity dapat mengalami gangguan dan mungkin berakhir sama seperti jajaran robot Spirit," ujar Steve.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau