KOMPAS.com - Badai debu global di Mars mengancam masa depan rover Opportunity milik NASA, robot yang paling lama berada di planet merah.
Kendaraan seukuran kereta golf itu diluncurkan ke Mars pada Juni 2003 dan mendarat pada Januari 2004. Ini artinya robot Opportunity sudah tinggal di Mars hampir 15 tahun dan telah mengelilingi ribuan kilometer dengan menggunakan tenaga surya.
Dengan adanya badai debu global yang berlangsung cukup lama di Mars, membuat robot Opportunity bermasalah. Para ahli mengungkap, robot Opportunity sudah "tidur" selama hampir dua bulan sejak 10 Juni 2018.
Baca juga: Badai Debu Mars Hantam Robot Penjelajah Milik NASA
Badai debu global di Mars yang biasanya muncul sekali dalam beberapa tahun akan membuat planet merah tertutup kabut.
Bedanya, badai debu yang terjadi tahun ini adalah salah satu yang paling intens.
"Berkat badai debu, keadaan robot Opportunity saat ini adalah yang terburuk. Kami telah melakukan terbaik yang kami bisa dan berharap yang terbaik," ujar Steve Squyres, seorang ilmuwan planet di Cornell University dan pemimpin misi rover kepada The Planitary Society belum lama ini, dilansir Science Alert, Senin (27/8/2018).
Mengapa badai debu membahayakan robot Opportunity?
Fenomena cuaca badai debu di Mars tidak hanya memblokir cahaya yang digunakan robot Opportunity sebagai sumber tenaga. Badai debu ini juga membuat seluruh bagian robot Opportunity tertutup debu halus.
Kedua hal itu secara dramatis telah menurunkan kemampuan robot Opportunity untuk menyimpan dan menggunakan energinya.
Suhu dingin yang bisa mencapai -100 derajat Fahrenheit (-73 derajat Celsius) di dekat kutub juga menjadi masalah besar di Mars. Suhu sedingin ini dapat mengecilkan logam di sirkuit elektronik dan merusaknya.
Tombol-tombol kecil berbahan nuklir yang disebut plutonium-238 memang membantu menjaga sirkuit Opportunity tetap hangat, tetapi tombol itu tidak bisa bertahan selamanya dan sudah lapuk. Plutonium-238 sudah tidak cukup panas untuk melindungi sistem rover sepenuhnya.
Ini artinya, robot Opportunity masih membutuhkan listrik untuk menjaga baterai tetap terisi dan dapat menjalankan sirkuit pemanas, juga berkomunikasi dengan misi kontrol NASA yang ada di Bumi.
Steve menjelaskan, semakin lama robot Opportunity "tidur" maka semakin banyak kapasitas penyimpanan listrik yang hilang.
Jika badai debu tidak segera berakhir, NASA mengatakan ada kemungkinan baterai berubah warna menjadi cokelat dan tiba-tiba tegangannya turun.
"Jika itu terjadi, robot Opportunity dapat mengalami gangguan dan mungkin berakhir sama seperti jajaran robot Spirit," ujar Steve.
Untuk diketahui, robot Spirit yang mendarat di Mars 2004 berhenti berkomunikasi dengan NASA pada Maret 2010, saat itu Mars sedang dilanda musim dingin.
Para teknisis NASA sudah mencoba untuk mengembalikan kontak dengan robot Spirit selama lebih dari setahun, sebelum memutuskan menyerah.
Baca juga: Citra Terbaru NASA Tunjukkan Laba-laba Merayap di Mars
Masih ada harapan untuk robot Opportunity
Dalam siaran pers yang diterbitkan NASA pada 16 Agustus 2018, mereka mengungkap masih ada alasan untuk optimis.
Hal ini karena badai debu sudah mulai melemah dan mungkin sinar matahari dapat segera terserap ke panel surya Opportunity untuk mengisi daya baterai dan sambungan komunikasi ke Bumi.
NASA juga mengatakan, baterai Opportunity masih dalam kondisi relatif baik sebelum terjadi badai debu.
Seorang perwakilan dari NASA berkata kepada Business Insider bahwa tidak ada pembaruan tentang status rover Opportunity, yang berarti mereka belum mendapat kabar terbaru.
Ini adalah salah satu periode terlama robot bertenaga surya berhibernasi cukup lama untuk menghemat energi.
"Bahkan jika kami mendengar kabar terbaru dari robot Opportunity, ada kemungkinan besar rover tidak lagi sama. Tak seorang pun yang tahu bagaimana kinerja rover sampai ia memberi petunjuk," tutup NASA.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.