Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orca 3 Tahun Ini Terancam Mati karena Kelaparan, Mengapa?

Kompas.com - 13/08/2018, 20:36 WIB
Bhakti Satrio Wicaksono,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Beberapa waktu lalu, kita menyaksikan pemandangan yang memilukan dari induk paus orca bernama Tahlequah yang membawa bangkai anaknya ratusan kilometer selama 10 hari. Tahlequah merupakan salah satu anggota dari klan J pod yang terancam punah.

Kini, para peneliti menemukan satu lagi anggota J pod yang kondisinya tidak kalah memilukan.

Ia adalah Scarlet, seekor paus pembunuh atau orca betina berusia 3 tahun. Bersama dengan anggota J Pod yang lain, Scarlet menghabiskan musim panasnya dengan berburu salmon di perairan sekitar Vancouver, Canada, dan sebelah utara Washington.

Dilansir dari Live Science, saat tim dari  National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) mengamati Tahlequah, Scarlet, dan anggota dari J pod yang lain; para peneliti dari lembaga tersebut menyoroti kondisi Scarlet yang terlihat memprihatinkan—kurus dan lesu.

Baca juga: Foto Memilukan Tampilkan Induk Orca yang Tak Rela Anaknya Mati

Mereka berasumsi bahwa kondisi Scarlet disebabkan oleh sebuah penyakit. Masalahnya, sampel napas yang didapat tidak menunjukkan adanya penyakit atau infeksi pada Scarlet.

Meskipun demikian, para ilmuwan sepakat bahwa Scarlet dalam kondisi yang buruk dan mungkin tidak dapat bertahan lebih lama.

Sayangnya, para ilmuwan tidak bisa berbuat apa-apa. Menurut laporan NOAA, kelompok paus J Pod belum terlihat sejak Sabtu, 04 Agustus 2018 lalu.

Michael Milstein, juru bicara NOAA, berkata bahwa tim pemantau menemui tantangan dari alam (seperti kabut) dalam mengamati kelompok paus ini, tetapi mereka tetap berusaha mencari dan siap menunggu.

Baca juga: World Orca Day, Mengenal Paus Pembunuh, Si Predator Puncak di Samudera

Kasus ini menimbulkan kekhawatiran dari berbagai pihak termasuk nelayan wilayah sekitar. Para nelayan telah mempelajari teknik khusus untuk menangkap ikan salmon, kemudian menjaga kualitas ikan agar tetap hidup, untuk memicu nafsu makan orca liar.

Mereka berencana membawa salmon yang baru ditangkap langsung ke kawanan paus orca dan memberi mereka makan langsung dari dek kapal. Akan tetapi, tidak ada jaminan cara ini akan berhasil.

Lynne Barre, ahli biologi dari NOAA, menawarkan opsi lain, yaitu dengan memberikan antibiotik yang tahan lama ke Scarlet untuk menjaga kondisi tubuh paus betina tersebut. Namun, mendapatkan jarak yang cukup dekat untuk memberikan antibiotik secara aman dan efektif adalah tantangan yang lain.

Scarlet yang seharusnya berada pada masa subur bisa menjadi petanda buruk bagi populasi paus orca, mengingat keberadaan mereka sangat diperjuangkan. Menurut data NOAA, pada tahun 1995 di wilayah tersebut terdapat 95 ekor paus pembunuh, namun saat ini hanya tersisa 75 ekor saja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau