KOMPAS.com - Sebuah adegan memilukan terlihat di teluk Puget Sound, Selasa (24/8/2018) yang lalu.
Seekor induk paus pembunuh atau orca terlihat tengah mendorong bangkai anaknya di permukaan air agar tidak tenggelam. Padahal, setengah jam sebelumnya bayi itu hidup. Kejadian yang diamati oleh peneliti ini berlangsung sekitar 24 jam.
Belum diketahui kenapa dan apa yang menyebabkan bayi orca tersebut mati begitu cepat setelah dilahirkan.
Namun, peneliti menyebut jika anak orca tersebut merupakan bayi pertama yang lahir dari populasi orca yang menurun dalam tiga tahun terakhir.
Sebagai informasi, populasi orca terus menurun, dari 98 individu pada tahun 1995 menjadi hanya 75 individu saja. Spesies ini mendapat status sebagai satwa yang terancam punah pada tahun 2006.
Baca juga: Hasil Kawin Silang Lumba-lumba dan Paus Ditemukan di Hawaii
Penelitian yang pernah dipublikasikan di jurnal PLOS One menemukan bahwa hampir 70 persen kehamilan orca antara tahun 2008 hingga 2014 mengalami keguguran. Sepertiganya gagal di akhir periode kehamilan atau mati sesaat setelah dilahirkan.
Peneliti menghubungkan kehamilan yang gagal terutama karena rendahnya ketersediaan salmon Chinook (Oncorhynchus tshawytschai) yang merupakan makanan utama Orca.
Namun, mereka juga menduga bahwa kematian bisa disebabkan oleh polutan yang kemudian berpindah ke anak-anak mereka.
"Rata-rata, kami mengharapkan beberapa anak orca lahir setiap tahun. Fakta bahwa kami belum melihat kelahiran dalam beberapa tahun dan kemudian mendapati kegagalan reproduksi adalah bukti lebih lanjut bahwa ada masalah besar pada kemampuan reproduksi dalam populasi ini," kata Brad Hanson, ahli biologi di Northwest Fisheries Science Center di Seattle.
Baca juga: World Orca Day, Mengenal Paus Pembunuh, Si Predator Puncak di Samudera
Pemandangan serupa juga pernah terlihat di musim panas 2010 yang lalu. Robin Baird, ahli biologi di organisasi nirlaba Cascadia Research Collective melihat paus yang bertingkah aneh.
Rupanya paus betina berusia 24 tahun tersebut sedang membawa bayi yang sudah tidak bernyawa lagi. Baird mengikuti mereka selama hampir 6 jam. Memang belum ada penjelasan yang spesifik mengenai perilaku tersebut. Namun Baird memunculkan satu kemungkinan yang menarik bahwa hewan juga berkabung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.