KOMPAS.com - Ibu hamil, termasuk Kate Middleton, kerap dilanda rasa mual dan muntah yang parah selama mengandung. Kondisi ini dinamakan hiperemesis gravidarum.
Umumnya, masyarakat mengira bahwa kondisis ini disebabkan oleh pengaruh hormon kehamilan seperti hormon korionik pada manusia, gonadotropin, dan estrogen. Namun, penelitian terbaru mengungkap sebaliknua.
Hiperemesis gravidarum yang diidap ibu hamil bisa jadi karena peran dua gen, yakni GDF15 dan IGFBP7. Dua gen ini berkontribusi pada pertumbuhan plasenta. Selain itu, gen ini memengaruhi masa kehamilan awal dan mengelola nafsu makan ibu hamil.
Peneliti yang bertanggung jawab atas temuan ini adalah Marlena Fejzo, dari Sekolah Kedokteran David Geven di University of California, Los Angeles (UCLA).
Baca juga : Penyakit Ginjal Kronis Intai Perempuan Hamil dengan Preeklamsia
Fejzo membandingkan variasi DNA antara dua kelompok ibu hamil, kelompok yang tanpa mual serta kelompok dengan hyperemesis gravidarum. Hasilnya, kondisi hyperemesis gravidarum memang terkait dengan dua gen tersebut.
Studi lain juga membuktikan bahwa ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum memiliki kadar protein GDF15 dan IGFBP7 secara berlebih. Kesimpulan ini ditampilkan dalam International Colloquium on Hyperemesis Gravidarum pada tahun 2017.
Rencana berikutnya yang akan dilakukan peneliti adalah mencari cara supaya kandungan dua protein tersebut bisa ditekan. Tujuannya agar ibu hamil tidak diserang rasa mual dan muntah yang mengkhawatirkan.
Baca juga : Minyak Ikan dan Probiotik Disarankan bagi Ibu Hamil, Ini Alasannya
“Harapan saya, kelak ada obat yang mampu mengobati serta menyembuhkan hiperemesis gravidarum,” ujar Fejzo dilansir dari Science Daily, Sabtu (24/3/2018).
Fejzo sendiri pernah mengidap hiperemesis gravidarum. Akibatnya, dia terpaksa mengalami keguguran pada tahun 1999.
Berat badannya berkurang drastis dan asupan gizi yang terserap tubuh menjadi minim. Dehidrasi tak terhindarkan lantaran dia tak berhenti mual dan muntah.
Konsumsi obat-obatan pun belum mengatasi gangguan ini sepenuhnya, dan bisa berdampak buruk pada ibu dan janin yang dikandung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.