KOMPAS.com - Ketamine dikenal sebagai obat anestesi medis yang digunakan dalam proses pembiusan. Namun, semakin banyak penelitian yang membuktikan bahwa senyawa ini efektif mengobati gangguan mental seperti depresi.
Temuan baru yang terbit di American Journal of Psychiatry (AJP), Senin (16/4/2018), menyebut bahwa nasal spray ketamine dapat meredakan gejala peningkatan depresi bagi orang yang berisiko ingin melakukan bunuh diri.
Baca juga : Awas, Tidur dengan Cahaya Redup Bisa Picu Depresi
Ilmuwan dari Jansen Research & Development dan Yale School of Medicine melakukan penelitian terhadap 68 pasien, yang dirawat di ruang gawat darurat dengan depresi berat dan keinginan bunuh diri.
"Responden memiliki risiko tinggi untuk melakukan bunuh diri. Bukan hanya berpikir tentang bunuh diri, tetapi mereka sangat ingin melakukannya. Setengah dari peserta membutuhkan tindakan pencegahan bunuh diri selain rawat inap," ujar psikiater Dr. Carla Canuso, dilansir NBC News, Selasa (17/4/2018).
Semua pasien mendapat perawatan komprehensif, termasuk konseling dan antidepresan. Setengahnya diberi nasal spray dengan kandungan esketamine (senyawa dalam molekul ketamine) dan setengah lagi diberi obat plasebo yang berisi garam saline.
Dalam waktu empat jam, 34 orang yang diberi nasal spray esketamine kehilangan keinginginan untuk bunuh diri. Mereka justru berkata ingin melanjutkan dan menikmati hidup.
Hal tesebut berbeda dengan pasien yang mendapat perawatan plasebo. Mereka masih memiliki keinginan untuk mati.
Terapi ini diberikan dua kali dalam seminggu selama empat minggu, ditambah perawatan standar lain termasuk mengonsumsi antidepresan.
"Setelah 25 hari, 77 persen pasien yang diberi nasal spray esketamine berkata ingin tetap hidup, dibanding mereka yang mendapat plasebo," imbuhnya.
Canuso berkata, perawatan empat minggu itu disengaja. Sebab, obat antidepresan setidaknya membutuhkan waktu empat sampai enam minggu sampai efeknya benar-benar dirasakan.
Dari hasil temuannya, peneliti menyarankan untuk menggunakan nasal spray esketamine sebagai terapi untuk mengurangi depresi dan risiko bumnu diri.
Dilansir Newsweek, Senin (16/4/2018), peneliti berkata jika esketamine dapat melakukan pencegahan bunuh diri lebih cepat, maka itu adalah kabar baik.
Peneliti mengkhawatirkan, jika pasien dengan depresi berat hanya diberi antidepresan sangat mungkin ia akan melakukan aksi bunuh diri sebelum obat benar-benar bekerja.
Baca juga : Studi Baru, Makanan Kaya Serat Bisa Bantu Hindari Depresi
Namun, peneliti mengharapkan ada penelitian lebih lanjut dan mendalam sebelum FDA menyetujui penggunaannya.
Studi yang baru diterbitkan di AJP ini menindaklanjuti studi pada 2014 yang terbit di jurnal Translational Psychiatry yang menunjukkan ketamine dapat dengan cepat membalikkan salah satu gejala utama depresi yang dikenal sebagai anhedonia atau ketidakmampuan merasa bahagia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.