Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/03/2018, 18:00 WIB
Gloria Setyvani Putri,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Seorang yang didiagnosis memiliki gangguan bipolar, kerap dilanda perubahaan suasana hati ektrem. Ia dapat mengalami episode manik luar biasa atau depresi berat.

Adityana Kasandra Putranto, seorang psikolog berkata kepada Kompas.com melalui pesan singkat, Rabu (28/3/2018), bipolar disebabkan oleh gangguan fungsi neuropsikologis yang dipengaruhi faktor genetik dan pola asuh.

"Terutama pengalaman negatif selama tumbuh kembang seseorang," tulisnya.

Pengalaman negatif seperti pengalaman traumatik di masa kecil inilah yang kerap bertanggung jawab atas munculnya gangguan bipolar atau gangguan psikologis lain.

Baca juga : Autis, Bipolar, dan Skizofrenia Ternyata Punya Kemiripan Gen

Kasandra berkata, orang-orang dengan masalah gangguan bipolar sangat membutuhkan perhatian, kasih sayang, dan cinta dari orang lain. Terutama ketika suasana hati sedang menurun.

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengekspresikan perhatian, kasih sayang, dan cinta adalah dengan pelukan dan kehadiran.

Pelukan dan kehadiran, dapat mengusir kesepian mendalam yang mereka rasakan. "Mereka yang memiliki masalah bipolar membutuhkan lebih banyak pelukan dan kehadiran dibanding orang lain," ujarnya.

Baca juga : Mengidap Bipolar, Ini Kampanye yang Dilakukan Demi Lovato

Kekuatan pelukan untuk kesehatan sudah banyak dibuktikan dalam berbagai penelitian.

Salah satunya dilakukan oleh Isabel Leming, Senior Transcranial magnetic Stimulation (TMS) Technician dari klinik Smart TMS, sebuah klinik kesehatan untuk pengobatan depresi di London.

Dilansir Kompas.com, Isabel mengatakan pelukan dapat merangsang produksi hormon oksitosin atau hormon cinta. Hormon ini akan memberi manfaat untuk orang dengan gangguan mental, termasuk depresi dan kecemasan.

Oksitosin ini akan bekerja di pusat emosi otak untuk meningkatkan perasaan puas, percaya, keakraban, dan saling terikat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com