KOMPAS.com - Penyanyi Demi Lovato telah secara terbuka dan terang-terangan menyatakan dirinya mengidap gangguan jiwa bipolar. Lovato ingin menunjukkan, orang dengan gangguan jiwa juga bisa hidup dengan baik. Contohnya adalah dirinya sendiri.
Kini, Lovato pun terus melakukan kampanye untuk mendukung orang-orang dengan gangguan jiwa. Ia ingin mengubah cara pandang masyarakat terhadap gangguan jiwa. Menurut dia, orang dengan gangguan jiwa sering mendapat stigma dan diskriminasi.
Demi melakukan kampanye The Be Vocal Collection. Kampanye itu memromosikan dokumentasi foto kehidupan orang dengan gangguan jiwa, seperti bipolar, depresi, kecemasan, skizofrenia, dan kondisi kesehatan mental lainnya.
Demi mengatakan, selama ini jika mengetik kata "bipolar" atau "skizofrenia" di mesin pencari, maka gambar yang muncul adalah bernuansa negatif, seperti gambar pil, gambar orang dengan tangan mereka di kepala, atau orang sedang menjambak rambutnya sendiri. Gambar-gambar yang ditampilkan biasanya penuh kegelapan.
Gambaran tersebut seolah menunjukkan betapa suramnya kehidupan dengan gangguan jiwa. Padahal, tidak selalu demikian.
Dengan pengobatan yang baik, dukungan keluarga dan orang-orang di sekitar, mereka yang memiliki gangguan mental juga bisa hidup seperti biasa.
"Kampanye The Be Vocal Collection dirancang untuk mengubah citra itu," kata pelantun Let it Go itu.
Dalam kampanye itu, mereka memotret dan menyebarluaskan foto-foto orang dengan gangguan jiwa dengan gambaran yang lebih positif. Subjek foto adalah orang-oarang gangguan jiwa berusia 26-67 tahun.
Mulai dari orang dengan bipolar, depresi, gangguan jiwa, gangguan kepribadian, hingga gangguan stres pasca-trauma.
Foto yang ditampilkan tersebut antara lain, orang gangguan jiwa yang sedang yoga, sedang bepelukan, hingga liburan dengan keluarga. Semua foto penuh warna dan ceria.
Lovato mengatakan, foto-foto itu boleh digunakan secara umum dan gratis oleh siapa pun di media massa dan media sosial. Menurut Lovato, foto-foto itu adalah bukti bahwa dari sisi yang gelap, juga selalu ada harapan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.