KOMPAS.com -- Minumlah delapan gelas air atau 1.9 liter air setiap hari. Anjuran ini tentu sudah tak asing lagi untuk kita. TNamun, sudahkah Anda mempraktekkannya? Jika belum, Anda tidak perlu merasa bersalah. Sebab, anjuran itu ternyata salah.
Berdasarkan laporan dari National Institutes of Health, Agustus 2015, 60 persen tubuh orang dewasa terdiri dari air. Air mengisi sebagian besar otak, jantung, paru-paru, otot, kulit, dan sekitar 30 persen tulang.
Tak hanya menjadi zat utama dalam tubuh, air juga mengatur suhu dalam tubuh. Selain itu, air berperan mengangkut nutrisi ke seluruh tubuh, untuk pembuangan, membentuk air liur, melumasi sendi, dan berfungsi sebagai peredam kejut untuk organ vital dan janin yang sedang tumbuh.
Kegunaan air bagi tubuh memang tak bisa diragukan lagi. Namun, hanya ada sedikit kesepakatan di dunia sains tentang jumlah air minum yang harus dikonsumsi setiap hari.
Baca juga : Yakin Air Putih yang Anda Minum Benar-Benar Murni?
Terkait dengan anjuran minum 8 gelas setiap hari, walaupun anjuran itu mudah diingat dan sudah menyebar luas, sebenarnya belum ada bukti ilmiah yang mendukungnya. Hal ini diungkapkan oleh makalah dalam American Journal of Physiology pada 2002 silam.
Faktanya, sudah banyak penelitian yang menganjurkan bahwa dalam kondisi sehat, manusia dewasa tidak memerlukan jumlah sebanyak itu (8 gelas setiap hari).
Makanan dan minuman
Diberitakan Live Science, Jumat (7/1/2018), memenuhi kebutuhan air dalam tubuh tak hanya diperoleh saat minum dari gelas saja. Meski cara itu paling mudah dan efisien, tetapi ada cara lain untuk memenuhi kebutuhan mineral tubuh.
Salah satunya adalah lewat makanan. Segala makanan yang masuk dalam tubuh kita sebenarnya mengandung air, terutama buah dan sayur. Bahkan, buah-buahan seperti semangka dan stroberi mengandung lebih dari 90 persen air menurut beratnya.
Departemen Pertanian AS mengatakan, makanan yang berbeda secara alami mengandung jumlah air yang berbeda pula.
Berdasar laporan National Academies of Sciences pada 2004, orang Amerika mendapat asupan air sebanyak 20 persen setiap hari dari makanan. Hal ini penting untuk hidrasi.
Baca juga : Minum Susu dan Kencing Unta, Haruskah Kita Mengikutinya?
Selain makanan, sumber mineral lain adalah minuman. Minuman non-alkohol seperti kopi, teh, susu, jus, dan soda juga mengandung banyak air. Semuanya berkontribusi pada masalah hidrasi manusia.
Terkait dengan kopi, ada penelitian menarik yang dipimpin oleh Lawrence Armstrong, seorang profesor di Department of Kinesiology at the University of Connecticut.
Penelitian tersebut berhasil membuktikan bahwa kopi tidak menyebabkan dehidrasi dan menyebutkan bahwa kopi merupakan bentuk asupan H20 yang sesuai. Namun, harus diingat bahwa kopi juga memiliki efek samping, seperti sakit kepala dan gangguan tidur.
Oleh karena itu, saat kita mengonsumsi air putih, makanan, dan minuman lain dalam satu hari, ternyata jumlah air yang masuk dalam tubuh sudah lebih dari dugaan.