KOMPAS.com – Banyak orang yang tidak sadar bahwa dirinya mengidap Demam Berdarah Dengue (DBD).
“Parah atau tidaknya penyakit DBD tergantung pada imunitas masing-masing orang. Tidak semua orang penyakitnya parah. Ada juga yang hanya demam, dua atau tiga hari kemudian sembuh,” tutur Dr Tedjo Sasmono, Kepala Unit Penelitian Dengue di Eijkman Institute of Molecular Biology.
Kepada Kompas.com, Kamis (6/2/2020), Tedjo menyebutkan bahwa pada umumnya gejala DBD adalah demam tinggi tanpa disertai flu atau batuk.
“Berarti sudah pasti terkena virus kan itu. Separah apa sakitnya, tergantung imun kita,” lanjutnya.
Baca juga: Lupakan Sejenak Virus Corona, Demam Berdarah Menghantui Kita
Secara statistik, lanjut Tedjo, wanita dan laki-laki memiliki prevalensi yang sama terhadap kasus DBD. Namun beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita memiliki kasus DBD yang lebih parah dibanding pria.
Begitu pun dengan anak yang mengalami obesitas, orang dewasa, serta bayi.
“Orang dewasa cenderung lebih parah karena sudah punya penyakit penyerta misalnya diabetes, jantung, ginjal. Sementara bayi, imunnya belum terbentuk sehingga pasti lebih parah,” lanjut Tedjo.
Penelitian juga membuktikan bahwa orang ras Afrika lebih tahan terhdap DBD dibanding orang Asia.
Mengutip situs Hello Sehat, ada beberapa gejala DBD yang patut diperhatikan. Antara lain:
1. Demam tinggi mendadak
Pada kasus DBD, demam tinggi biasa terjadi secara mendadak. Demam biasanya berkisar pada suhu 40 derajat Celcius. Demam bisa terjadi selama dua sampai tujuh hari.
2. Nyeri pada otot
Pasien biasanya mengalami nyeri pada bagian otot dan sendi. Gejala ini muncul beserta kondisi tubuh yang menggigil dan berkeringat.
3. Sakit kepala parah dan sakit pada bagian belakang mata
Biasanya rasa sakit terjadi di sekitar dahi. Sakit kepala parah juga disertai dengan sakit pada bagian belakang mata.