Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/02/2020, 19:29 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis


KOMPAS.com – Banyak orang yang tidak sadar bahwa dirinya mengidap Demam Berdarah Dengue (DBD).

“Parah atau tidaknya penyakit DBD tergantung pada imunitas masing-masing orang. Tidak semua orang penyakitnya parah. Ada juga yang hanya demam, dua atau tiga hari kemudian sembuh,” tutur Dr Tedjo Sasmono, Kepala Unit Penelitian Dengue di Eijkman Institute of Molecular Biology.

Kepada Kompas.com, Kamis (6/2/2020), Tedjo menyebutkan bahwa pada umumnya gejala DBD adalah demam tinggi tanpa disertai flu atau batuk.

“Berarti sudah pasti terkena virus kan itu. Separah apa sakitnya, tergantung imun kita,” lanjutnya.

Baca juga: Lupakan Sejenak Virus Corona, Demam Berdarah Menghantui Kita

Secara statistik, lanjut Tedjo, wanita dan laki-laki memiliki prevalensi yang sama terhadap kasus DBD. Namun beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita memiliki kasus DBD yang lebih parah dibanding pria.

Begitu pun dengan anak yang mengalami obesitas, orang dewasa, serta bayi.

“Orang dewasa cenderung lebih parah karena sudah punya penyakit penyerta misalnya diabetes, jantung, ginjal. Sementara bayi, imunnya belum terbentuk sehingga pasti lebih parah,” lanjut Tedjo.

Penelitian juga membuktikan bahwa orang ras Afrika lebih tahan terhdap DBD dibanding orang Asia.

Gejala DBD

Mengutip situs Hello Sehat, ada beberapa gejala DBD yang patut diperhatikan. Antara lain:

1. Demam tinggi mendadak

Pada kasus DBD, demam tinggi biasa terjadi secara mendadak. Demam biasanya berkisar pada suhu 40 derajat Celcius. Demam bisa terjadi selama dua sampai tujuh hari.

2. Nyeri pada otot

Pasien biasanya mengalami nyeri pada bagian otot dan sendi. Gejala ini muncul beserta kondisi tubuh yang menggigil dan berkeringat.

3. Sakit kepala parah dan sakit pada bagian belakang mata

Biasanya rasa sakit terjadi di sekitar dahi. Sakit kepala parah juga disertai dengan sakit pada bagian belakang mata.

Ilustrasi mual Ilustrasi mual

4. Mual dan muntah

Pada beberapa orang, masalah pencernaan kerap terjadi. Selain mual dan muntah, kerap terasa bagian perut atau punggung yang tidak nyaman. Gejala ini bisa berlangsung antara dua hingga empat hari.

5. Rasa lelah

Masalah pencernaan dapat menurunkan nafsu makan. Inilah yang membuat tubuh merasa kelelahan karena kurangnya asupan makanan dan sistem imun tubuh yang melemah.

3 Fase DBD

Usai mengalami gejala DBD, Anda akan memasuki tiga fase selanjutnya.

1. Fase demam

Pada fase ini, penderita akan mengalami demam secara tiba-tiba hingga mencapai 40 derajat Celcius selama 2 sampai 7 hari.

Biasanya gejala ini muncul beserta kondisi lain seperti muka kemerahan, kulit memerah, nyeri seluruh tubuh, nyeri otot, dan sakit kepala.

Pada beberapa kasus, ditemukan gejala berupa nyeri dan infeksi tenggorokan, sakit di sekitar bola mata, anoreksia, mual dan muntah.

Baca juga: 4 Jenis Virus Penyebab Demam Berdarah dan Karakteristiknya

2. Fase kritis

Fase ini kerap disebut “pengecoh” karena penderita merasa sembuh dan dapat melakukan aktivitas kembali. Fase ini ditandai dengan penurunan suhu tubuh higga 37 derajat Celcius ke suhu normal.

Padahal, bila fase ini terabaikan, trombosit pasien akan turun secara drastis dan dapat menimbulkan pendarahan yang kerap tidak disadari. Fase ini berlangsung tidak lebih dari 24-48 jam.

Selama fase ini, pasien memiliki risiko tertinggi untuk mengalami kebocoran pembuluh darah. Hal ini ditandai dengan muntah secara terus-menerus, mimisan, pembesaran organ hati, atau nyeri perut yang tak tertahankan.

3. Fase penyembuhan

Pada fase ini, trombosit perlahan akan naik dan kembali normal. Penderita akan mengalami pengembalian cairan tubuh secara perlahan pada 48-72 jam setelahnya.

Kesehatan pasien akan membaik ditandai dengan peningkatan nafsu makan, penurunan nyeri perut, dan fungsi deuretik yang membaik. Jumlah sel darah putih akan kembali normal dan diikuti dengan pemulihan jumlah trombosit.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau