KOMPAS.com - Sebuah analisis baru yang diterbitkan dalam The Journal of Hospital Infection mengungkapkan bahwa virus corona dapat hidup di permukaan, seperti kaca, plastik atau logam, hingga sembilan hari.
Dilansir dari Forbes (9/2/2020), para ahli membuat analisis tersebut dengan menelaah 22 studi tentang berbagai jenis virus corona yang ada sebelum virus corona Wuhan, seperti Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan Middle East Respiratory Syndrome (MERS).
Pada awalnya, para penulis ingin menerbitkan analisisnya dalam buku pelajaran edisi berikutnya, tetapi merebaknya wabah virus corona Wuhan baru-baru ini membuat mereka memutuskan untuk merilisnya lebih awal.
Eike Steinmann, Profesor di Departemen Virologi Molekuler dan Medis di Fakultas Kedokteran di Ruhr -Universität Bochum di Jerman dan penulis utama makalah ini mengatakan, dalam keadaan seperti ini, pendekatan terbaik adalah mempublikasikan fakta-fakta ilmiah terverifikasi terlebih dahulu, untuk membuat semua informasi sekilas tersedia.
Baca juga: Update Virus Corona 10 Februari: 910 Tewas, 40.553 Positif Terinfeksi
Untuk diketahui, virus corona, termasuk virus corona Wuhan atau 2019-nCoV yang sedang mewabah saat ini, menyebar lewat droplet atau percikan.
Ketika seseorang yang terinfeksi bersin atau batuk, percikan yang membawa virus bisa terlontar hingga mengenai manusia lain dan menginfeksi secara langsung; atau hinggap di permukaan yang kemudian disentuh oleh orang lain dan menginfeksi secara tidak langsung.
Pada skenario kedua, media penularan tidak langsung yang umum ditemukan di rumah sakit bisa berupa pegangan pintu, tombol pemanggil, meja samping tempat tidur, bingkai tempat tidur dan benda-benda lain di sekitar pasien yang sering kali terbuat dari logam atau plastik.
Nah, penelitian baru ini mengungkapkan bahwa ketika hinggap di permukaan benda, virus corona rata-rata bisa hidup selama 4-5 hari.
Baca juga: Ahli Harvard Peringatkan, Virus Corona di Indonesia Tak Terdeteksi
Akan tetapi, ada beberapa jenis virus corona yang bisa bertahan hingga sembilan hari di luar tubuh pada suhu kamar.
"Suhu rendah dan kelembaban udara tinggi semakin meningkatkan umur mereka" kata Kampf.
Perlu dicatat bahwa penelitian ini hanya menganalisis jenis virus corona yang ada sebelum virus corona Wuhan, seperti SARS dan MERS.
Namun, kemiripan 2019-nCoV dengan virus corona lainnya membuat para ahli menduga bahwa virus baru mungkin juga mirip secara kemampuan untuk hidup di luar tubuh.
"Berbagai coronavirus dianalisis, dan hasilnya semua sama" imbuh Steinmann.
Kabar baiknya, penelitian ini juga menunjukkan bahwa virus corona cenderung sensitif terhadap disinfektan yang mengandung alkohol, natrium hidroksida dan natrium hipoklorit sehingga dapat dibasmi.
Artinya, ada kemungkinan virus corona Wuhan atau 2019-nCoV juga bisa dibasmi menggunakan disinfektan pada konsentrasi yang tepat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.