Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/02/2020, 09:27 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Gempa dengan hiposenter dalam atau deep focus earthquake kembali terjadi di Laut Jwa pada Kamis 6 Februari 2020 pagi dini hari pukul 01.12.34 WIB.

Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa dalam ini berkekuatan M 6,3 dengan episenter terletak pada koordinat 6,43 LS dan 113,04 BT tepatnya di Laut Jawa pada jarak 76 km arah timurlaut Bangkalan, Madura, Jawa Timur dengan kedalaman 641 km.

Spektrum guncangan gempa ini dilaporkan dirasakan di wilayah yang sangat luas, seperti Bangkalan, Trenggalek, Pacitan, Yogyakarta, Kebumen, Cilacap, Pangandaran, Kuta, dan Kuta Selatan dalam skala intensitas II-III MMI.

Beberapa warga yang sedang tidak tidur tentu merasa terkejut karena merasakan guncangan yang terjadi secara tiba-tiba. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa dan hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami.

Baca juga: Gempa Hari Ini: M 6,3 Guncang Bangkalan Madura, Terasa Hingga Pangandaran

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dalam, akibat adanya deformasi slab Lempeng Indo-Australia di kedalaman lebih dari 600 km.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault).

Menurut Daryono, Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, gempa dalam dengan hiposenter melebihi 300 km di Laut Jawa merupakan fenomena menarik karena jarang terjadi.

"Secara tektonik, zona Laut Jawa terletak di zona tumbukan lempeng yang memiliki keunikan tersendiri. Pasalnya, di zona tersebut, Lempeng Indo-Australia menunjam dengan lereng yang menukik curam ke bawah Lempeng Eurasia hingga di kedalaman sekitar 625 km," ujar Daryono kepada Kompas.com, Kamis (6/2/2020).

Dia mengatakan, jika ditinjau dari kedalaman hiposenternya, gempa Laut Jawa ini terjadi karena dipengaruhi gaya tarikan slab lempeng ke arah bawah (slab-pull).

"Karenanya, sudah sangat tepat jika hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa mekanisme sumber gempa ini berupa penyesaran turun," ungkap Daryono.

Dalam peristiwa itu, gaya tarikan lempeng ke bawah tampak lebih dominan. Dominasi gaya tarik lempeng ke bawah itulah yang memicu terjadinya gempa "deep fokus" di Laut Jawa pagi dini hari tadi.

Daryono juga berkata, di wilayah Indonesia gempa dengan hiposenter dalam banyak terjadi di Laut Jawa dan Laut Flores.

BMKG mencatat sejak 2016 di wilayah ini paling tidak sudah terjadi lebih dari 7 kali gempa dalam, sebagai berikut:

  1. 24 Agustus 2016 magnitudo 6,1 berpusat di Laut Flores pada kedalaman 537 km.
  2. 19 Oktober 2016 magnitudo 6,3 berpusat di Laut Jawa pada kedalaman 615 km.
  3. 5 Desember 2016 magnitudo 6,1 berpusat di Laut Flores pada kedalaman 517 km.
  4. 24 Oktober 2017 magnitudo 6,4 berpusat di Laut Flores-Banda pada kedalaman 557 km.
  5. 23 Juni 2018 magnitudo 5,3 berpusat di Laut Jawa pada kedalaman 662 km.
  6. 7 April 2019 magnitudo 6,3 berpusat di Laut Flores-Banda pada kedalaman 545 km.
  7. 19 Oktober 2019 magnitudo 6,1 berpusat di Laut Jawa pada kedalaman 623 km.

Baca juga: Gempa Hari Ini: Rentetan Lindu di Pengalengan Dipicu Sesar Aktif

"Masih aktifnya deep focus earthquake di Laut Jawa dan Laut Flores merupakan bukti bahwa proses subduksic dalam di utara Pulau Jawa dan Kepulauan Sunda Kecil (NTB-NTT) hingga kini masih berlangsung," tutupnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Bukan Pohon, Inilah Produsen Oksigen Terbesar di Bumi

Bukan Pohon, Inilah Produsen Oksigen Terbesar di Bumi

Oh Begitu
5 Sayuran Berwarna Kuning yang Sangat Sehat

5 Sayuran Berwarna Kuning yang Sangat Sehat

Oh Begitu
Seperti Apa Fosil Laba-laba Terbesar yang Ditemukan di Australia?

Seperti Apa Fosil Laba-laba Terbesar yang Ditemukan di Australia?

Fenomena
Apa yang Membuat Madu Tidak Bisa Membusuk?

Apa yang Membuat Madu Tidak Bisa Membusuk?

Oh Begitu
Mengapa Lidah Jerapah Berwarna Biru?

Mengapa Lidah Jerapah Berwarna Biru?

Oh Begitu
Fakta-fakta Stasiun Luar Angkasa Internasional, 'Rumah' Para Astronaut

Fakta-fakta Stasiun Luar Angkasa Internasional, "Rumah" Para Astronaut

Oh Begitu
10 Makanan Tinggi Vitamin A yang Baik untuk Mata

10 Makanan Tinggi Vitamin A yang Baik untuk Mata

Oh Begitu
Mengapa Buah dan Sayur Berwarna Ungu Sangat Sehat?

Mengapa Buah dan Sayur Berwarna Ungu Sangat Sehat?

Oh Begitu
Berapa Lama Bintang Hidup?

Berapa Lama Bintang Hidup?

Oh Begitu
Manfaat Bit untuk Kesehatan yang Sayang Dilewatkan

Manfaat Bit untuk Kesehatan yang Sayang Dilewatkan

Kita
Virus Baru Ditemukan di Tempat Terdalam di Dunia

Virus Baru Ditemukan di Tempat Terdalam di Dunia

Oh Begitu
Bagaimana Cara Membuat Margarin Bebas Lemak Trans?

Bagaimana Cara Membuat Margarin Bebas Lemak Trans?

Oh Begitu
Bagaimana Warna-warni Muncul di Sayap Kupu-Kupu?

Bagaimana Warna-warni Muncul di Sayap Kupu-Kupu?

Oh Begitu
Usia Berapa Seseorang Merasa Paling Bahagia ?

Usia Berapa Seseorang Merasa Paling Bahagia ?

Kita
Apa Manfaat Pandan untuk Kesehatan?

Apa Manfaat Pandan untuk Kesehatan?

Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com