KOMPAS.com - Minggu lalu, wabah virus corona Wuhan dinyatakan sebagai darurat kesehatan global alias PHEIC.
Kini, para ilmuwan memperkirakan bahwa wabah yang muncul sejak Desember 2019 itu bakal menjadi pandemik oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Pandemik merujuk pada wabah yang lebih global dibanding epidemik. Sedang epidemik merujuk pada wabah yang bersifat lokal atau regional.
Menurut para ahli, virus corona Wuhan atau yang memiliki nama resmi novel coronavirus (2019-nCoV) berasal dari kelelawar.
Baca juga: Ahli LIPI: Perlunya Mitigasi Antisipasi Zoonosis Virus Corona
Lebih dari 75 persen penyakit yang muncul dari hewan disebut zoonosis, artinya penyakit dapat berpindah dari hewan ke manusia.
Beberapa penyakit yang berasal dari kelelawar salah satunya ebola. Penyakit ini berasal dari kelelawar buah di Afrika Barat 40 tahun lalu dan telah menewaskan lebih dari 13.500 orang.
Selain ebola, virus Marburg, SARS, MERS, dan Nipah juga berasal dari kelelar.
Kemudian ada H7N9 dan H5N9 yang berasal dari unggas dan menginfeksi manusia. Virus ini juga berasal dari pasar China dan tercatat telah membunuh lebih dari 1.000 orang.
Dalam 50 tahun terakhir, wabah yang paling banyak menghilangkan nyawa manusia adalah pandemi flu babi 2009-2010 atau dikenal dengan H1N1. Seperti namanya, penyakit ini bermula pada babi.
Disebut paling mematikan karena tercatat ada hampir 300.000 orang di 214 negara tewas karena penyakit ini, dalam waktu satu tahun.
Menurut para ahli, penyakit dari hewan ke manusia akan terus menyebar saat populasi global tumbuh.
Semakin banyak orang di Bumi, semakin banyak pula manusia yang pindah ke habitat liar dan bersinggungan dengan hewan liar yang memiliki banyak virus.
"Penyakit menular akan terus muncul dan muncul kembali. Saya pikir itu bagian dari dunia tempat kita hidup sekarang," Eric Toner, seorang ilmuwan senior di Johns Hopkins Center for Health Security, dilansir Business Insider, Jumat (31/1/2020).
"Kita berada dalam zaman epidemi karena globalisasi, karena perambahan pada lingkungan liar," imbuhnya.
Berikut 5 daftar penyakit zoonosis dari yang paling mematikan selama 50 tahun terakhir seperti dilansir Science Alert:
1. H1N1 atau Flu Babi
Penyakit ini pertama kali diidentifikasi pada 2009. Selama setahun wabah flu babi, tercatat ada lebih dari 762 juta kasus di 214 negara.
Dari jumlah itu, 284.500 orang di antaranya meninggal dunia.
Flu babi (H1N1) adalah infeksi pernafasan yang sangat menular yang disebabkan oleh jenis virus Influenza A pada manusia.
Awalnya flu babi menginfeksi orang yang melakukan kontak dekat babi. Namun setelah ditelusuri, H1N1 juga menginfeksi orang yang tak pernah berada di dekat babi.
Pada 2009 WHO menyatakan flu babi sebagai pandemi karena penyebarannya sangat agresif saat itu.
Baca juga: Bukan Lagi Epidemik, Wabah Virus Corona Dinilai Akan Jadi Level Pandemik
2. Ebola
Ebola pertama kali diidentifikasi pada 1976.
Tercatat bahwa penyebaran ebola mencapai 9 negara dan menginfeksi 33.577 orang, di mana 13.562 di antaranya meninggal dunia.
Dilansir WHO, virus ini ditularkan ke manusia dari hewan liar seperti kelelawar buah, landak, dan primata.
Penyakit ini kemudian menyebar antar manusia melalui kontak langsung dengan darah, sekresi, organ atau cairan tubuh orang yang terinfeksi, juga material seperti tempat tidur atau pakaian yang terkontaminasi.
Tingkat kematian rata-rata ebola adalah 50 persen.
Sejak pertama kali ditemukan pada 1976, wabah ebola kembali muncul di Afrika Barat pada 2014-2016.
Diperkirakan bahwa kelelawar buah dari keluarga Pteropodidae adalah inang virus Ebola alami.
3. 2019-nCoV atau virus corona Wuhan
Baru satu bulan setelah diumumkan untuk pertama kalinya, virus corona Wuhan (2019-nCoV) telah menginfeksi lebih dari 20.000 orang di 27 negara.
Sejauh ini, korban meninggal dunia akibat virus corona Wuhan ada 427 orang. 425 korban dari China, satu orang Filipina, dan satu orang dari Hong Kong.
Para ilmuwan masih berusahan menemukan vaksin dan pengobatan yang tepat untuk memberantas virus ini.
4. SARS
Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) adalah salah satu jenis penyakit pneumonia yang mengganggu pernapasan. Ini adalah salah satu jenis penyakit yang ditimbulkan virus corona
SARS pertama kali ditemukan menyebar di China pada November 2002.
Penyakit tersebut kemudian menyebar dengan cepat ke seluruh dunia dan mewabah di 29 negara dalam beberapa bulan saja, lewat penyebaran dari para penderita berupa turis dan masyarakat Cina yang melakukan perjalanan ke luar negeri.
Setidaknya terdapat 8.096 kasus SARS dengan korban meninggal 774 orang.
Meskipun diketahui bahwa 9 dari 10 penderita SARS dapat sembuh dari penyakit tersebut, SARS merupakan penyakit yang dapat menyebabkan kematian apabila penderita tidak diberikan penanganan segera yang tepat.
Pada Juli 2013, wabah SARS yang menyebar telah terkendali dan dapat ditekan hingga angka yang sangat minim sehingga tidak lagi terdapat suatu keluhan penyakit serupa sejak tahun 2004.
Baca juga: Memiliki Banyak Virus, Bagaimana Kelelawar Bisa Hidup Sangat Lama?
5. MERS
Sama seperti SARS dan virus corona Wuhan, Middle East Respiratory Syndrome coronavirus (MERS) juga merupakan penyakit akibat infeksi virus pada paru-paru yang disebabkan virus corona.
Penyakit ini pertama kali diidentifikasi di Arab Saudi pada 2012.
Terdapat 2.494 kasus MERS di 28 negara. Penyakit ini telah membunuh sedikitnya 858 orang.
Walaupun merupakan kondisi yang mematikan dan membunuh 36% orang yang terinfeksi dengan virus ini, ilmuwan mengatakan bahwa tidak perlu panik. Pasalnya, infeksi tidak bisa menyebar tanpa adanya kontak langsung dengan sumber.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.