Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kanker Serviks Lebih Rentan pada Wanita Menikah, Ini Penjelasannya

Kompas.com - 05/02/2020, 07:00 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kanker serviks lebih banyak dialami perempuan yang sudah pernah menikah atau pernah berhubungan badan dibanding yang belum.

Ini karena penyebaran virus Human papillomavirus atau HPV - pemicu kanker serviks, anus, dan tenggorokan - paling umum ditularkan secara seksual.

Dilansir Sehatq, setidaknya 40 dari 100 jenis HPV dapat menular secara seksual. Sementara sisanya melalui kontak kulit.

Inilah kenapa kanker serviks paling rentan dialami perempuan yang sudah pernah dan sering berhubungan seksual.

Baca juga: Kanker Serviks Penyebab Kematian Nomor 2 Wanita Indonesia, Kenapa?

Ketua Perhimpunan Dokter Onkologi dan Ginekologi Indonesia, Prof. Dr. dr. Andrijono SpOG(K) mengatakan, penelitian terbaru menemukan bahwa penyebaran virus HPV tak cuma lewat hubungan seksual.

Sebagai contoh, studi di Eropa terkait HPV, menemukan bahwa virus HPV ditemukan di kloset toilet yang ada di 64 bandara.

Kemudian, penelitian dari Inggris menemukan bahwa HPV ada di gagang pintu.

Dari dua riset anyar itu, Andrijono mengingatkan bahwa penyebaran HPV juga bisa terjadi selain berhubungan intim.

Hubungan intim yang bagaimana yang berisiko menularkan HPV?

Perilaku seks yang berisiko menjadi faktor pemicu kanker serviks ada beberapa macam.

Mulai dari melakukan hubungan seks dengan pasangan multipel, memiliki riwayat penyakit menular seksual seperto sifilis dan gonorhea, koinfeksi dengan beberapa virus lainnya, serta adanya risiko aktivitas seksual yang dilakukan kurang dari 20 tahun.

Tak hanya itu. Penyebaran HPV sebagai sumber utama penyebab kanker serviks juga bisa dipicu oleh kebiasaan merokok, tingkat kehamilan tinggi, dan penggunaan kontrasepsi hormonal jangka panjang.

"Sangat bisa terjadi (penyebaran HPV) meski tidak dari berhubungan seksual. Kita tidak tahu kapan itu terjadi, karena tidak diketahui juga kapan virus itu masuk ke tubuh. Ini karena tidak ada gejalanya seperti misalnya virus influenza yang gejalanya flu," kata Andrijono dalam acara Peluncuran Penggunaan Metode terbaru Pencegahan Kanker Serviks, Jakarta, Selasa (4/2/2020).

HPV yang masuk ke tubuh dalam jumlah kecil tak akan mengganggu kesehatan seseorang.

Namun, jika HPV sudah berkembang biak dan jumlahnya banyak, menempel di DNA dan bermutasi, hal ini akan berubah menjadi ganas.

Baca juga: Kanker Serviks Rentan pada Wanita, Kenali Gejala hingga Pencegahannya

"Penularan (HPV) dari suami bisa jadi. Toilet dan gagang pintu juga bisa. Strateginya adalah rajin-rajin cuci tangan dan juga cuci toilet selain menjaga perilaku seks," tuturnya.

Skrining kanker serviks secara berkala disarankan ahli medis untuk dapat dilakukan pada wanita berusia antara 30-50 tahun.

Sementara itu, untuk wanita belum menikah disarankan melakukan pencegahan dengan vaksinasi khusus untuk HPV, sebagai penyebab utama kanker serviks atau kanker leher rahim.

Hal ini perlu dilakukan, karena seperti yang disampaikan sebelumnya oleh Andrijono, bahwa penularan HPV tidak hanya bisa terjadi dari perilaku seks saja.

"Kalau belum pernah berhubungan (seksual) tidak perlu skrining, tapi vaksinasi. Tapi kalau sudah menikah, harus di skrining dulu sebelum diketahui bagusnya diberikan vaksin atau tidak atau vaksin apa," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau