Dilansir Hello Sehat, proses pengambilan sampel sumsum tulang dari pendonor sehat disebut sebagai "panen (harvesting)".
Dalam proses ini, jarum dimasukkan melalui kulit pendonor hingga ke dalam tulang untuk mengambil sumsum tulangnya. Seluruh proses memakan waktu sekitar satu jam dan donor biasanya diberikan anestesi.
Setelah kemoterapi intensif atau terapi radiasi, pasien diberikan infus sumsum tulang belakang dari pendonor melalui jalur intravena.
Prosedur ini diikuti dengan proses "engraftment", di mana sel-sel induk baru menemukan jalan mereka ke sumsum tulang belakang dan kembali memproduksi sel darah.
Untuk melakukan transplantasi sumsum tulang, pasien harus memiliki pendonor yang sesuai dengan pasien.
"Kalau transplantasi, kita cari donor yang secara DNA paling mirip. Tentu saja yang paling mirip adalah saudara sekandung. Dan itu dilakukan tes untuk memastikan kecocokan," ungkap Dina.
Sementara yang tidak memiliki saudara sekandung, donor sumsum tulang bisa dari orangtua pasien.
Baca juga: Belajar dari Anak Denada, Kenali Gejala dan Tanda Leukemia pada Anak
Efek samping transplantasi sumsum tulang belakang
Semua tindakan medis memiliki efek samping, mulai dari minimal sampai fatal.
Efek samping dari transplantasi sumsum tulang belakang, setelah dilakukan protokol bisa saja pasien mengalami penolakan terhadap cangkok yang dilakukan.
Risiko yang paling berbahaya adalah mengancam jiwa.
Oleh karena itulah, pengecekan transplantasi sumsum tulang belakang harus dipastikan kecocokannya untuk menghindari risiko tersebut.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.