Ilmuwan penelitian dari Ames Research Center NASA di Silicon Valley, California, Rama Nemani mengatakan ketika penghijauan Bumi pertama kali diamati, para peneliti menduga itu disebabkan oleh iklim yang lebih hangat dan lebih basah.
"Namun, sensor satelit MODIS memungkinkan kita memahami fenomena pada skala yang sangat kecil, kita melihat bahwa manusia juga berkontribusi," jelas Nemani.
Kontribusi besar China terhadap tren penghijauan global sebagian besar, sekitar 42 persen, untuk melestarikan dan memperluas hutan.
Baca juga: Perubahan Kenampakan Bumi, Faktor dan Dampaknya
Ini dikembangkan sebagai upaya untuk mengurangi dampak erosi tanah, polusi udara, dan perubahan iklim.
Sedangkan 32 persen lainnya di sana dan 82 persen penghijauan terlihat di India yang berasal dari penanaman intensif tanaman pangan.
Secara keseluruhan, Nemani melihat pesan positif dalam temuan tersebut, yakni orang cenderung memperbaikinya, ketika mereka menyadari ada masalah.
"Pada tahun 70-an dan 80-an di India dan China, situasi di sekitar hilangnya vegetasi tidak baik, di tahun 90-an, orang-orang menyadarinya dan hari ini segalanya telah membaik. Manusia sangat ulet. Itulah yang kami lihat di data satelit," sambung Nemani.
Baca juga: Urban Mountains, Proyek Penghijauan di Tengah Padatnya Shenzhen
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.