Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah TBC Penyakit Orang Miskin? Ini Penjelasan Ahli

Kompas.com - 30/01/2020, 08:03 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Penyakit menular tuberkulosis (TB/TBC) adalah penyakit yang mudah menyebar dan menjadi ancaman berbahaya bagi kesehatan. Penyakit ini juga selalu diidentikkan dengan kemiskinan.

Penyakit TBC sudah menjadi masalah yang berat sejak lama. Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Garut, dr Maskut Farid MM, sebelumnya ditargetkan eliminasi habis penyakit TBS di Indonesia pada 2010.

Namun, saat ini, target tersebut mundur hingga 2030, bahkan Indonesia menjadi negara nomor tiga dengan jumlah penderita TBC terbanyak di dunia.

Berdasarkan data yang dilaporkan yakni ada sekitar 824.000 orang yang mengidap penyakit TBC di Indonesia.

Baca juga: Penanganan TBC Jadi Masalah Berat hingga Sekarang

Indonesia juga menjadi negara nomor tujuh di dunia dengan pasien penyakit TBC yang resisten atau kebal terhadap obat, yakni sekitar 23.000 jiwa.

"Ini masalah kita dan masalah nasional," kata Maskut dalam acara Forum Grup Discussion (FGD) Penanggulangan TBC di Kabupaten Garut, Selasa (28/1/2020).

Lantas, apakah benar TBC identik dengan kemiskinan?

Kepala Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung, drg Maya Marinda Montain MKes, mengatakan hingga saat ini, banyak masyarakat tidak menyadari bahwa penyakit TBC bukan hanya penyakit untuk orang dengan kelas sosial rendah.

Baca juga: Jokowi Baru Tahu Jenderal Sudirman Wafat Setelah Idap TBC

Maya menuturkan penyakit TBC bukan hanya penyakit bagi orang yang tergolong miskin, melainkan juga dapat menyerang orang dengan sosial ekonomi menengah ke atas.

Sebab, kuman dengan nama Mycobacterium tuberculosis dapat tumbuh dengan baik di tempat lembab dan tanpa terpapar sinar matahari.

Kuman atau bakteri ini menyebar di udara melalui percikan ludah penderita, bisa terjadi saat berbicara, batuk atau bersin.

Ditegaskan Maya, tidak bisa dikatakan kebanyakan orang miskin itu cenderung lebih banyak menderita penyakit TBC.

"Ya, karena kalau yang kita rawat saja itu juga ada yang manajer bank ada, pegawai kantor ada, itu ada karena (penyakit TBC), kan, mudah sekali penularannya. Jadi bukan identik dengan kemiskinan," tuturnya.

Namun, diakui Maya kemiskinan adalah salah satu faktor yang memperberat atau mempermudah untuk timbulnya penyakit TBC.

Sebab, kemiskinan bisa menunjang ketidakmampuan seseorang atau suatu keluarga dalam membangun rumah yang sehat. Di antaranya rumah dengan sanitasi air bersih yang cukup.

Jadi bukan karena miskin lalu seseorang akan terkena penyakit TBC, tetapi risikonya cukup tinggi pada mereka yang ekonomi sosialnya rendah dengan keterbatasan akses kesehatan.

Baca juga: Penyakit TBC, dari Penyebab, Gejala, Pengobatan, hingga Pencegahan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com