KOMPAS.com - Tuberkulosis (TB/TBC) menjadi penyakit menular yang berbahaya dan darurat di dunia, termasuk Indonesia.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Garut, dr Maskut Farid MM, mengatakan bahwa TBC sebenarnya masalah yang berat sejak lama.
Dahulu Indonesia menargetkan untuk eliminasi habis penyakit TBC pada tahun 2010. Saat ini, target tersebut mundur hingga 2030.
Indonesia menjadi negara yang berada pada nomor urut tiga penderita TBC terbanyak di dunia. Sementara data yang terlapor ada sekitar 824.000 jiwa. Sedangkan, menjadi nomor tujuh di dunia, pasien penyakit TBC dengan resisten obat sekitar 23.000 jiwa.
"Ini masalah kita dan masalah nasional," kata Maskut dalam acara Forum Grup Discussion (FGD) Penanggulangan TBC di Kabupaten Garut, Selasa (28/1/2020).
Baca juga: TBC Anak Sulit Didiagnosis, Apa yang Harus Dilakukan?
Terkait kondisi TBC di Kabupaten Garut, lanjut Maskut, yang terpenting itu adalah menemukan penderita TBC untuk segara ditangani dengan baik.
Keberhasilan dan pencapaian dalam mengeliminasi TBC dinilai akan tercapai jika data dan jumlah pasien terlapor memang sesuai dengan jumlah seharusnya di masyarakat.
Sehingga, tidak ada lagi penderita TBC yang terlewatkan untuk diberikan pengobatan dari penyakit itu. Karena sebenarnya penyakit TBC bisa diobati asalkan pasien patuh terhadap protokol penyembuhan yang disarankan oleh dokter.
"Semakin banyak kita menemukan bukan berarti semakin buruk, justru semakin bagus untuk diobati biar tidak keburu menyebar ke yang lain," kata dia.
Baca juga: Perencanaan Global Diharapkan Akhiri Epidemi TBC pada 2030
Penyebaran TBC itu sendiri sangat mudah karena bisa melalui udara. Bakteri penyebab utama terdapat pada lendir yang terpercik saat pasien berbicara, batuk, ataupun bersin.
Hingga saat ini asumsi mendasar bahwa 1 dari 3 penduduk Indonesia pernah mengalami TBC. Sementara di Kabupaten Garut, 900.000 jiwa telah terinfeksi TBC secara patent dan klinis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.