BrandzView
Konten ini merupakan kerjasama Kompas.com dengan MSD Indonesia

Meningkatkan Kualitas Pelayanan Penderita Kanker Paru dengan Imuno Onkologi

Kompas.com - 29/01/2020, 16:29 WIB
Alek Kurniawan,
Kurniasih Budi

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Rokok merupakan faktor risiko penyebab kanker paru paling tinggi. Sedikitnya, 80 persen dari semua kanker paru disebabkan oleh orang yang aktif merokok, melansir The Asean Post, Jumat (5/7/2019).

Namun, faktor lingkungan seperti polusi udara dan perokok pasif juga bisa terdampak hal buruk terhadap risiko penyakit ini.

Data terbaru dari International Agency for Research on Cancer (IARC), Global Cancer Observatory 2018 Indonesia menjadi negara dengan penderita kanker paru terbanyak di kawasan Asia Tenggara.

Baca juga: Menyelisik Fakta Kanker Paru, Salah Satu Penyakit Mengerikan di Dunia

Jumlahnya mencapai 30.023 penderita kanker paru dengan angka kematian mencapai 26.095 jiwa (sekitar 87 persen) pada 2018.

Kondisi ini menyebabkan diperlukannya standar baru pengobatan kanker di Indonesia untuk menekan angka kematian yang mengkhawatirkan tersebut, serta diperlukan usaha dari pemerintah untuk menekan angka itu.

Sampai saat ini, kemoterapi adalah salah satu jenis pengobatan kanker paling populer di Indonesia dan ditanggung oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Ilustrasi pengobatan kanker paru.SHUTTERSTOCK Ilustrasi pengobatan kanker paru.

Menghentikan pertumbuhan kanker

Perlu diketahui bahwa kemoterapi mengandalkan kemampuan dari obat-obat khusus untuk menghancurkan sel-sel kanker yang menyerang tubuh. Obat-obat ini kemudian bekerja dengan memperlambat maupun menghentikan pertumbuhan sel kanker.

Kendati demikian, menurut riset yang diterbitkan University of Wollongong, Australia pada 2019 menyatakan tingkat rata-rata harapan hidup (median overall survival rate) dari penderita kanker paru yang menjalani kemoterapi hanya mencapai 14,5 bulan.

Berbeda halnya dengan pasien yang mengikuti terapi imuno onkologi.

Baca juga: Pengobatan Kanker Paru, Lebih Efektif Kemoterapi atau Imuno Onkologi?

Kepala Divisi Hematologi-Onkologi Medik, Departemen Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Gadjah Mada (UGM), dr. Johan Kurnianda, SpPD, KHOM, FINASIM menyatakan bahwa tingkat rata-rata harapan hidup ini berlipat ganda menjadi 25 persen dalam 5 tahun ke depan.

"Dengan tersedianya standar pengobatan kanker terbaru ini, harapan ke depannya agar subsidi pemerintah melalui perlindungan BPJS Kesehatan bisa hadir untuk membantu penderita kanker paru yang ingin menjalani pengobatan imuno onkologi," ujar dr. Johan, Selasa (19/11/2019).

Nah, untuk mengenali lebih jauh tentang pengobatan imuno onkologi atau mengetahui gejala kanker paru dan penyebabnya, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter spesialis atau bisa pula mengunjungi situs www.lawankankerdaridalam.com.


Terkini Lainnya

NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Mengapa Kura-Kura Melakukan Pose Superman? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Mengapa Kura-Kura Melakukan Pose Superman? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Oh Begitu
Apa yang Terjadi Jika Kita Mencoba Mendarat di Planet Gas Raksasa?
Apa yang Terjadi Jika Kita Mencoba Mendarat di Planet Gas Raksasa?
Oh Begitu
Fosil Kepala Amfibi Raksasa Ditemukan di Texas, Mirip Karakter Film ‘Toy Story’
Fosil Kepala Amfibi Raksasa Ditemukan di Texas, Mirip Karakter Film ‘Toy Story’
Fenomena
Apa yang Terjadi di Otak Seorang Psikopat? 
Apa yang Terjadi di Otak Seorang Psikopat? 
Kita
Ditemukan, Bukti Ledakan Bintang Ganda yang Mengubah Pemahaman Alam Semesta
Ditemukan, Bukti Ledakan Bintang Ganda yang Mengubah Pemahaman Alam Semesta
Oh Begitu
Evolusi Mamalia Tak Sesederhana yang Kita Duga, Fosil Baru Ubah Ceritanya
Evolusi Mamalia Tak Sesederhana yang Kita Duga, Fosil Baru Ubah Ceritanya
Oh Begitu
Genus Baru Laba-Laba Pelompat yang Ahli Berkamuflase Ditemukan di Selandia Baru
Genus Baru Laba-Laba Pelompat yang Ahli Berkamuflase Ditemukan di Selandia Baru
Fenomena
Jus Jeruk Bali Bisa Mematikan? Ini Fakta Ilmiahnya
Jus Jeruk Bali Bisa Mematikan? Ini Fakta Ilmiahnya
Oh Begitu
Komentar di Artikel Lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau