Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Penyebaran Virus Corona Wuhan Jauh Sebelum Kasus Pertama Muncul

Kompas.com - 27/01/2020, 11:06 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber AFP,STAT News

Dengan membandingkan dua lusin genom, para ilmuwan dapat menjawab pertanyaan, "kapan ini dimulai".

Rimbau berkata, 24 sampel yang didapat dari pasien di Wuhan, Shenzhen, dan Thailand menunjukkan variasi genetik yang sangat terbatas.

"Ini menandakan virus itu berasal dari leluhur yang relatif baru," katanya.

Mengingat kecepatan genom virus bermutasi, para ahli meyakini bahwa 2019-nCov sudah menginfeksi manusia jauh sebelum kasus pertama dilaporkan pada 8 Desember 2019.

Rambaut memperkirakan, virus pertama kali muncul paling awal pada 30 Oktober atau selambat-lambatnya 29 November 2019.

Disebarkan kelelawar

Andersen mengatakan, virus itu hampir bisa dipastikan bersirkulasi pada kelelawar - sama halnya SARS - tapi memiliki perantara pada satu atau lebih hewan yang kontak dengan manusia.

Leluhur virus 2019-nCoV diyakini ada dalam spesies-spesies itu untuk waktu yang tidak diketahui.

Virus itu awalnya tinggal di hewan dan tak pernah menginfeksi manusia, sampai ada satu virus yang bermutasi memiliki kemampuan menginfeksi manusia.

Dari 24 sampel, tampak bahwa infeksi ke manusia memiliki genom yang sangat seragam.

"Jika dari banyak binatang berbeda, akan ada lebih banyak keragaman genom. Tapi ini pengantar tunggal dan seragam," kata Andersen.

Sayangnya, analisis genetik tidak dapat mengidentifikasi spesien hewan apa yang menularkan virus corona ke manusia.

Namun, analisis yang dilakukan tim dari Wuhan Institute of Virology, genom virus corona 2019-nCoV 96 persen identik dengan kelelawar. Dengan demikian, kelelawar besar kemungkinan merupakan sumber aslinya.

Dalam jurnal yang terbit di New England Journal of Medicine pada Jumat (24/1/2020) menyebutkan, virus corona Wuhan 86,9 persen identik dengan virus corona SARS yang juga disebabkan oleh kelelawar.

Terkait dengan bagaimana virus dari kelelawar memasuki sel manusia, analisis tim Wuhan Institute menemukan ini mirip dengan SARS.

Baca juga: Cegah Virus Corona, 19 Pintu Masuk Indonesia Diperketat, Ini Daftarnya

"Pintu masuk" virus ke sel manusia itu disebut angiotensin converting enzyme 2 (ACE2). Ini adalah reseptor yang pertama kali ditempati protein lonjakan pada permukaan virus dan memungkinkan virus bergabung dengan sel inang.

"Jika menargetkan ACE2 dan memblokirnya, kemungkinan kita bisa mengobati pasien 2019-nCoV," catat para ilmuwan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau