Sikap skeptisme masyarakat seperti itu terjadi di Blora, Jawa Tengah. Tak lama setelah kasus Keraton Agung Sejagat muncul, masyarakat di Blora meragukan keberadaan Yayasan Keraton Jipang yang didirikan untuk melestarikan budaya Jawa setempat. Padahal, yayasan tersebut sudah mendapat pengakuan dari pemerintah.
Bukan tidak mungkin, setelah kasus keraton palsu, sentimen negatif terhadap segala aktivitas kebudayaan berpotensi meningkat.
Di tengah segala tantangan modern yang mengancam keberadaan produk kebudayaan Jawa, Kasus Keraton Agung Sejagat kian membuat budaya Jawa kian terancam.
Produk kebudayaan berupa kesenian tradisional bisa dipandang sebelah mata. Sanggar yang rutin menyelenggarakan kegiatan kebudayaan, hingga aktivitas para penghayat kepercayaan, semakin terdelegitimasi keberadaannya.
Celya Intan Kharisma Putri, dosen Universitas Airlangga Surabaya, menyebutkan bahwa persoalan penggunaan bahasa Jawa ragam krama, yaitu tingkat tutur paling tinggi dalam bahasa Jawa, bahkan sudah mulai memudar setidaknya sejak 1998.
Analisis Partisipasi Kebudayaan yang diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada 2016 menyebutkan angka partisipasi masyarakat dalam aktivitas kebudayaan tradisional masih rendah yaitu di bawah 3%.
Dengan demikian, sikap sinisme terhadap kebudayaan Jawa setelah kasus keraton palsu muncul berpotensi membuat partisipasi dalam aktivitas kebudayaan menjadi semakin turun.
Pada akhirnya, tanpa narasi memadai bahwa motif “Keraton Agung Sejagat” hanyalah modus penipuan semata, maka nilai-nilai kebudayaan tradisional Jawa yang sudah rapuh di tengah tantangan era modern akan jadi taruhannya.
Untuk mencegah kasus sejenis ke depannya, pemerintah semestinya bisa segera menerbitkan daftar “keraton dan kerajaan Jawa resmi” yang diakui negara beserta trah dan garis sejarah yang jelas. Langkah tersebut bisa bisa menjadi upaya merawat persepsi positif publik terhadap kebudayaan Jawa di Indonesia.
Dhoni Zustiyantoro
Lecturer in Javanese Literature Study Program, Universitas Negeri Semarang
Artikel ini tayang di Kompas.com berkat kerja sama dengan The Conversation Indonesia. Tulisan di atas diambil dari artikel asli berjudul "Sikap sinis masyarakat atas kasus “Keraton Agung Sejagat” bisa ancam kebudayaan Jawa tradisional". Isi di luar tanggung jawab Kompas.com.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.