Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosiolog: Keraton Agung Sejagat Terbentuk karena Motif Ekonomi

Kompas.com - 16/01/2020, 08:07 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Munculnya Keraton Agung Sejagat (KAS) di Purworejo menjadi buah bibir masyarakat.

Diberitakan sebelumnya, KAS mulai dikenal publik setelah mereka mengadakan acara wilujengan dan kirab budaya pada Jumat (10/01/2020) hingga Minggu (12/01/2020).

Keraton Agung Sejagat dipimpin oleh seseorang yang dipanggil Sinuwun bernama asli Toto Santoso Hadiningrat dan istrinya yang dipanggil Kanjeng Ratu yang memiliki nama asli Fanni Aminadia alias Dyah Gitarja.

Pihak Keraton Agung Sejagat mengklaim hingga kini memiliki pengikut sebanyak 450 orang.

Lantas, apa yang mungkin menjadi latar belakang KAS itu dibentuk?

Baca juga: Semua Dokumen Identitas Keraton Agung Sejagat Palsu, Raja dan Ratu Ditetapkan Sendiri

Ahli sosiolog perilaku menyimpang sekaligus staf pengajar Departemen Sosiologi FISIP, Universitas Indonesia (UI) Daisy Indira Yasmine menyampaikan, hal yang mungkin melatarbelakangi kelompok KAS itu terbentuk adalah motif ekonomi.

Motif ekonomi yang dimaksudkan oleh Daisy, berkaitan dengan kedua pihak, baik pembuat ide dan juga pengikutnya.

Keyakinan yang dibangun dan ditumbuhkan hanyalah untuk kepentingan ekonomi.

Dengan kata lain, mereka membangun KAS dengan tujuan dan harapan utama adalah mencari keuntungan ekonomi dari apa yang dilakukan tersebut.

Adapun, KAS yang telah memiliki banyak pengikut, kata Daisy, itu menggambarkan strategi yang digunakan utk menjaring massa memang menggunakan model interaksi ritual, yang mengedepankan kolektivitas, kohesivitas, dan irasional.

"Sehingga orang mudah menjadi pengikut. Bisa jadi juga pengikutnya melihat ada keuntungan ekonomi yang dijanjikan," kata Daisy saat dihubungi Kompas.com, Rabu (15/1/2020).

Oleh sebab itu, meskipun pengikut tersebut harus mengeluarkan uang agar dapat bergabung dengan KAS, karena telah memiliki pandangan keuntungan ekonomi, maka hal itu sangat mungkin dilakukan.

"Iya itu (bayar uang masuk KAS) pastinya ada keuntungan emosional dan ekonomis yang dijanjikan, samalah kayak strategi MLM atau compassionate capitalism," tuturnya.

Baca juga: 5 Fakta Sejarah Majapahit, Kerajaan Terbesar di Nusantara

Sebelumnya diberitakan, Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Jawa Tengah menangkap Raja Keraton Agung Sejagat Sinuhun Toto Santosa (42) dan istrinya Fanni Aminadia (41).

Keduanya diciduk karena diduga menyebarkan berita bohong kepada masyarakat.

"Dugaan sementara pelaku melakukan perbuatan melanggar pasal 14 UU RI No.1 th 1946 tentang peraturan hukum pidana terkait penipuan," jelas Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Iskandar Fitriana Sutisna saat dihubungi Kompas.com, Selasa (14/1/2020).

Berdasar pasal tersebut, Sinuhun Totok dan istrinya terancam hukuman maksimal 10 tahun penjara.

Selain menangkap Toto dan Fanni, polisi juga menyita sejumlah dokumen dari tangan mereka.
Rumah kontrakan Toto Santoso di RT 05/RW 04 Dusun Berjo Kulon, Desa Sidoluhur, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman juga digeledah polisi, Rabu (15/1/2020) dini hari.

Toto juga diketahui membuka angkringan di halaman rumah kontrakannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau