Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Ada Vaksin Cegah Virus Corona, Kemenkes Minta Warga Waspada

Kompas.com - 21/01/2020, 11:04 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

Pneumonia dapat menyerang siapa saja, mulai dari anak-anak sampai lanjut usia, namun lebih banyak pada balita dan lanjut usia.

Pneumonia, berdasarkan sumber infeksi, dibagi menjadi tiga yaitu:

  • community acquired pneumonia (CAP) atau pneumonia komunitas
  • hospital acquired pneumonia (HAP)
  • ventilator associated pneumonia (VAP).

Dari ketiganya, yang sering terjadi dan dapat bersifat serius, bahkan kematian, adalah pneumonia komunitas.

Angka kejadian pneumonia lebih sering terjadi di negara berkembang.

Pneumonia menyerang sekitar 450 juta orang setiap tahunnya.

Berdasarkan data RISKESDAS tahun 2018, prevalensi pneumonia berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan yaitu sekitar dua persen. Sedangkan pada tahun 2013 adalah 1,8 persen.

Berdasarkan data Kemenkes 2014, jumlah penderita pneumonia di Indonesia pada tahun 2013 berkisar antara 23 persen-27 persen dan kematian akibat pneumonia sebesar 1,19 persen.

Tahun 2010 di Indonesia pneumonia termasuk dalam 10 besar penyakit rawat inap di rumah sakit dengan crude fatality rate (CFR) atau angka kematian penyakit tertentu pada periode waktu tertentu dibagi jumlah kasus adalah 7,6 persen.

Menurut Profil Kesehatan Indonesia, pneumonia menyebabkan 15 persen kematian balita yaitu sekitar 922.000 balita pada tahun 2015.

Dari tahun 2015-2018 kasus pneumonia yang terkonfimasi pada anak-anak di bawah lima tahun meningkat sekitar 500.000 per tahun, tercatat mencapai 505.331 pasien dengan 425 pasien meninggal.

Dinas Kesehatan DKI Jakarta memperkirakan 43.309 kasus pneumonia atau radang paru pada balita selama tahun 2019.

Baca juga: Update Virus Misterius China, Dipastikan Bisa Menular Antar-Manusia

Belum Ada Laporan Novel Coronavirus di Bandara Soekarno Hatta

Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Soekarno Hatta, Anas Ma'ruf mengatakan belum ada laporan penumpang dari China yang diduga terkena pneumonia akibat corona virus jenis baru.

Menurutnya, pihaknya juga sudah memiliki ruang isolasi bagi penumpang yang diduga terinfeksi penyakit ini.

"Jadi untuk ruang isolasi di masing-masing pintu masuk, kita punya. Di Bandara Soekarno Hatta ada ruang isolasi untuk melakukan pemeriksaan bila kita temukan pelaku perjalanan yang tertangkap kamera penyidik suhu atau pengawasan petugas kita dengan gejala batuk, sesak dan sebagainya," jelas Anas Ma'ruf.

Berdasarkan data yang dihimpun Kemenkes, ada 59 kasus pneumonia di Kota Wuhan, China pada 31 Desember 2019 hingga 5 Januari 2020, tujuh di antaranya dalam kondisi kritis.

Dua orang yang lanjut usia dan dengan penyakit penyerta kemudian meninggal pada 16 dan 17 Janauri 2020.

Penyebab pneumonia tersebut kemudian diketahui novel coronavirus (2019-nCoV), jenis virus baru yang satu family dengan virus penyebab SARS dan MERS.

Penyebab penularan virus ini masih belum jelas, namun dicurigai disebabkan oleh hewan (zoonosis) dan dipastikan dapat menular dari manusia ke manusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau