Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Peringatkan Mutasi Bakteri Pemicu Batuk Rejan, Kenapa?

Kompas.com - 18/01/2020, 17:33 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Selain itu, karena bentuk yang berkembang, memungkinkan tidak memicu repons imun sebanyak mungkin.

Baca juga: Waspada Batuk di Musim Hujan, Pahami Jenis dan Cara Penanganannya

"Bakteri ini mungkin masih menjajah Anda dan bertahan hidup tanpa menyebabkan penyakit. Bahkan Anda tidak akan tahu kalau telah terinfeksi, karena tidak ada gejalanya," jelas Luu.

Studi baru didasarkan pada beberapa temuan yang dibuat oleh para peneliti UNSW dalam beberapa tahun terakhir, termasuk penemuan strain Bordetella pertussis di China.

Selain itu, strain tanpa protein di permukaan yang disebut pertaktin yang menjadi sasaran dari vaksisn batuk rejan. Strain ini dapat memiliki keuntungan evolusi.

Penelitian baru tentang superbug secara umum menunjukkan, bakteri ini telah menyebabkan 3 juta orang sakit di Amerika Serikat setiap tahun. Sekitar 35.000 orang di antaranya tidak selamat dari infeksi tersebut.

Baca juga: Batuk Tak Berhenti Selama 2 Bulan, Ada Lintah di Tenggorokan Pria Ini

Kendati demikian, para peneliti mengatakan masyarakat tidak perlu panik akibat adanya Bordetella pertussis ini. Sebab, obat-obatan imunisasi saat ini masih berfungsi.

Akan tetapi, para peneliti menekankan perlunya pengembangan vaksin baru dalam lima hingga 10 tahun ke depan. Tujuannya, untuk mengantisipasi perubahan yang tampak mulai terlihat pada bakteri ini.

"Saat ini vaksin masih sangat efektif melawan strain batuk rejan. Namun di masa depan kita memang membutuhkan vaksin baru untuk melawan evolusi dari bakteri batuk rejan ini," kata Luu.

Baca juga: Perhatikan, Beda Batuk Pilek Biasa dan Influenza

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com