Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batuk Terlalu Keras, Wanita Ini Patahkan Tulang Rusuknya, Kok Bisa?

Kompas.com - 18/01/2018, 20:24 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com — Masih ingat kasus pria yang menahan bersin beberapa waktu lalu?

Menambah panjang daftar hal kecil yang bisa membuat cedera, kini dilaporkan seorang wanita mematahkan tulang rusuknya setelah batuk dengan sangat keras. Hal ini diungkapkan dalam sebuah laporan yang dipublikasikan di The New England Journal of Medicine pada 17 Januari 2018 lalu.

Awalnya, wanita asal Massachusetts tersebut pergi ke dokter setelah menderita batuk kering selama dua minggu. Anehnya, batuk ini disertai rasa sakit parah di sisi kanan tubuhnya.

Dokter mendiagnosisnya mengalami infeksi pernapasan akibat virus (yang bisa jadi adalah pilek atau flu, contohnya). Namun, gejala yang dialaminya itu tak menunjukkan tanda-tanda perubahan setelah lima hari.

Baca juga: Pria 34 Tahun Dilarikan ke RS karena Menahan Bersin, Kok Bisa?

Dilansir dari Live Science, Rabu (17/01/2018), dokter pribadinya kemudian melihat bahwa wanita 66 tahun tersebut mengalami memar besar di sisi kanan tubuhnya, tepatnya di antara tulang rusuk dan pinggulnya. Di tambah lagi, dia mengeluhkan rasa sakit di dada saat dokter menyentuhnya.

Tulang rusuk wanita ini patah akibat batuk terlalu keras Tulang rusuk wanita ini patah akibat batuk terlalu keras

Dokter tersebut kemudan menyarankannya untuk melakukan CT Scan.

Hasilnya menunjukkan bahwa pada dada dan perut wanita tersebut terdapat "pergeseran tulang" pada tulang rusuk ke sembilan di sisi kanan, tulis laporan tersebut.

Menurut Perpustakaan Medis Nasional AS, pergeseran tulang berarti tulang telah patah dan dua ujungnya yang patah telah terpisah.

Selanjutnya, dokter memeriksa usapan dari lendir di hidung dan tenggorokannya. Dari hal itu, dokter menemukan bahwa wanita ini menderita batuk rejan.

Batuk rejan merupakan penyakit pernapasan yang disebabkan Bordetella pertussis. Gejala awalnya bisa menyerupai pilek, seperti hidung meler dan demam ringan.

Center for Disease Control and Prevention (CDC) menyebut bahwa dalam satu hingga dua minggu individu yang terinfeksi bakteri tersebut akan mengalami batuk hebat (keras). Selama terinfeksi batuk ini, mereka akan batuk berulang-ulang sampai udara hilang dari paru-parunya.

Baca juga: Waspadai Batuk Disertai Sesak Napas pada Bayi

Menurut National Institute of Health, ketika orang tersebut menghirup udara lagi, akan timbul suara "rejan" saat bernapas.

"Pertusis dikaitkan dengan paroksimal (keadaan di mana suatu serangan terjadi terus-menerus dalam waktu yang singkat) batuk, yang bila berat dapat menyebabkan komplikasi seperti patah tulang rusuk dan luka pada pembuluh darah interkostal," tulis laporan tersebut.

Selanjutnya, wanita itu diobati dengan antibiotik untuk batuknya. Sementara untuk tulang rusuknya yang patah, dia menjalani operasi.

"Dia sembuh total," tulis laporan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau