Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemanasan Global, 2019 Jadi Tahun Terpanas Sepanjang Sejarah

Kompas.com - 17/01/2020, 18:32 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Editor


KOMPAS.com - Suhu panas yang terjadi sepanjang tahun 2019, ternyata merupakan yang terpanas sepanjang sejarah.

Melansir DW Made for Minds, Jumat (17/1/2020), PBB menyampaikan dekade terakhir adalah yang terpanas, dan sepanjang tahun 2019 diklaim sebagai tahun terpanas kedua.

Sebelumnya, suhu terpanas sepanjang sejarah juga pernah terjadi pada tahun 2016.

Menurut Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), sejak tahun 1980-an, setiap dekade lebih hangat dari dekade sebelumnya. Bahkan, tren ini diperkirakan akan terus berlanjut.

Baca juga: Akibat Pemanasan Global, 700 Lautan di Dunia Kekurangan Oksigen

"Tahun 2020 telah dimulai dan tahun 2019 meninggalkan serangkaian peristiwa kondisi cuaca dan iklim." ujar Kepala WMO Petteri Taalas.

WMO juga memperkirakan sepanjang tahun 2020, cuaca ekstrim masih akan banyak terjadi.

Penyebabnya, kata Taalas, yakni karena tingginya tingkat gas rumah kaca yang membuat panas terangkap di atmosfer.

Emisi gas karbon harus turun

Serangkaian bencana dan peristiwa yang terjadi akibat cuaca panas ini telah banyak terjadi.

Taalas merujuk pada peristiwa kebakaran hutan hebat yang melanda Australia.

Akibatnya, kebakaran telah menewaskan 28 orang dan membuat puluhan ribu orang mengungsi.

Baca juga: Akibat Pemanasan Global, Rumput Tumbuh di Sekitar Gunung Everest

Bahkan, kebakaran hebat di hutan-hutan benua ini telah membunuh hingga 1 miliar hewan.

Bumi sedang dalam kondisi yang tidak baik. PBB memeringatkan emisi karbon harus turun 7,6 persen per tahun untuk menyelamatkan bumi.

PBB mengatakan emisi buatan manusia harus turun hingga 2030, sebagai upaya membatasi naiknya suhu menjadi 1,5 derajat Celcius.

Hal itu sesuai dalam Perjanjian Paris 2015 yang ditandatangani oleh banyak negara.

Taalas mengungkapkan proses pencatatan cuaca modern sudah dimulai sejak tahun 1850. Sejak itu, suhu global telah meningkat dengan rata-rata 1,1 derajat Celcius.

Sebagian besar suhu panas dunia berada di lautan, maka kehidupan laut dan ekosistemnya yang paling besar terkena dampak panas global tersebut.

Beberapa bukti dari dampak pemanasan global itu yakni dengan kematian massal ikan, serta pemutihan karang yang terus meluas.

"Dengan kondisi emisi karbondioksida saat ini, kita tengah menuju peningkatan suhu tiga hingga lima derajat Celcius pada akhir abad ini," ungkap Taalas.

Baca juga: Apa Bedanya Pemanasan Global dengan Perubahan Iklim?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com