Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penderita Pneumonia, Jumlahnya Meningkat Setiap Tahun

Kompas.com - 17/01/2020, 17:36 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) RI tahun 2018 menunjukkan adanya peningkatan prevalensi, atau jumlah penderita pneumonia dibandingkan pada tahun 2013.

Berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan jumlah orang yang mengalami gangguan penyakit ini pada 2018 yaitu sekitar 2 persen, sedangkan pada tahun 2013 adalah 1,8 persen.

Padahal, pneumonia atau radang paru yang sering terjadi dapat bersifat serius, bahkan yang dapat menyebabkan kematian yakni pneumonia komunitas.

Ironisnya, pneumonia menyerang sekitar 450 juta orang setiap tahunnya.

Baca juga: Pneumonia Jadi Masalah Global, WHO Canangkan 3P untuk Penanggulangan

Apa itu pneumonia?

Disampaikan oleh Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PP-PDPI), dr Erlina Burhan MSc SpP(K), pneumonia adalah infeksi atau peradangan akut di jaringan paru.

Pada umumnya disebabkan oleh berbagai mikroorganisme, seperti bakteri, virus, parasit, jamur pajanan bahan kimia, bahkan bisa juga akibat kerusakan fisik paru dari rokok atau polusi lainnya.

"Pneumonia dapat menyerang siapa aja, seperti anak-anak, remaja, dewasa muda dan lanjut usia, namun lebih banyak pada balita dan lanjut usia," kata Erlina dalam acara Outbreak Pneumonia di Tiongkok," Jum'at (17/1/2020).

Baca juga: Imunisasi Jadi Kunci Cegah Pneumonia pada Bayi dan Balita

Pneumonia itu sendiri dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu community acquired pneumonia (CAP) atau pneumonia komunitas, hospital acquired pneumonia (HAP) dan ventilator associated pneumonia (VAP).

"Dibedakan berdasarkan darimana sumber infeksi Pneumonia itu," ujarnya.

Data kejadian pneumonia di Indonesia

Untuk diketahui, angka kejadian pneumonia lebih sering terjadi di negara berkembang, salah satunya Indonesia.

Tahun 2010 di Indonesia, pneumonia termasuk dalam 10 besar penyakit rawat inap di rumah sakit.

Angka kematian penyakit tertentu atau crude fatality rate (CFR) akibat penyakit ini pada periode waktu tertentu dibagi jumlah kasus adalah 7,6 persen.

Menurut Profil Kesehatan Indonesia, pneumonia menyebabkan 15 persen kematian balita yaitu sekitar 922.000 balita tahun 2015.

Dari tahun 2015-2018 kasus pneumonia yang terkonfimasi pada anak-anak dibawah 5 tahun meningkat sekitar 500.000 per tahun.

Tercatat jumlah penderita radang paru tersebut mencapai 505.331 pasien dengan 425 pasien meninggal.

Dinas Kesehatan DKI Jakarta memperkirakan ada 43.309 kasus pneumonia atau radang paru pada balita selama tahun 2019.

Baca juga: Mengenal Tanda Pneumonia, Penyebab Kematian Utama Bayi dan Balita

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Fenomena
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Fenomena
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Kita
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Oh Begitu
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Oh Begitu
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Oh Begitu
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Oh Begitu
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau