Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Badai Matahari Sebabkan Paus Abu-abu sering Terdampar, Kok Bisa?

Kompas.com - 13/01/2020, 13:31 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sumber SPACE.COM


KOMPAS.com - Ilmuwan menilai badai matahari kemungkinan dapat menjadi penyebab paus abu-abu sering terdampar.

Prevalensi badai matahari memungkinkan meningkatkan potensi terdamparnya paus abu-abu yang sehat saat bermigrasi di lautan Bumi.

Melansir Space, hewan yang bermigrasi di lautan Bumi sangat dekat dengan matahari.

Penelitian terbaru menunjukkan paus abu-abu yang sehat, lima kali lebih mungkin untuk terdampar saat prevalensi tinggi bintik matahari.

Baca juga: Ketemu Paus Terdampar? Ini yang Bisa Anda Lakukan

Pada saat itu, badai matahari akan memancarkan gelombang radio tingkat tinggi. Temuan ini dipresentasikan dalam pertemuan Society for Integrative and Comparative Biology awal Januari lalu.

"Ini merupakan temuan yang menarik," kata ahli biologi Universitas North Carolina, Kenneth Lohmann di Chapel Hill kepada Space.

Lohmann mengatakan ada beberapa laporan sebelumnya yang menghubungkan badai magnetik dengan terdamparnya ikan paus.

"Akan tetapi, ini adalah analisis yang dilakukan sangat baik dan meyakinkan," ujar Lohmann.

Kendati demikian, para ilmuwan tidak yakin jika paus menggunakan magnetoreception sebagai navigasi.

Baca juga: Rekor, Paus Abu-abu Menempuh Jarak 22.500 Kilometer Tanpa Makan

Gangguan navigasi paus

Menurut pemimpin penulis studi, Jesse Granger, seorang ahli biofisika konservasi di Duke University, paus yang bermigrasi, seperti paus abu-abu, kemungkinan adalah kandidat karena lautan memberikan sedikit petunjuk navigasi.

Dari Maret hingga Juni, paus abu-abu berenang ke utara dari Pantai Baja California, Meksiko ke perairan sejuk dan kaya makanan di Laut Bering dan Chukchi di utara Alaska.

Kawanan paus ini akan kembali ke selatan mulai bulan November. Terkadang, paus abu-abu yang tampak sehat akan terdampar saat perjalanan.

Dari sekian banyak alasan kenapa paus terdampar, yang memungkinan adalah paus membuat kesalahan navigasi.

Hal itu terjadi karena ada sesuatu yang mengganggu medan magnet bumi atau kemampuan paus untuk mendeteksinya, misalnya karena badai matahari.

Granger dan rekan-rekannya meninjau data pengelompokan paus abu-abu dari Pantai Barat Amerika Serikat pada periode 1985-2018.

Dalam pengelompokkan tersebut, dia menemukan paus abu-abu yang hidup ternyata terdampar cukup jauh dan lebih sering terjadi, ketika banyak bintik matahari.

Akan tetapi, penemuan tersebut tidak menjelaskan bagaimana bintik matahari menyebabkan paus bisa terdampar.

Baca juga: Cerita Nelayan di Palopo yang Berulang Kali Selamatkan Paus Terdampar

Meskipun bintik matahari menyebabkan peningkatan besar pada radiasi elektromagnetik, namun sebagian besar radiasi itu tidak sampai ke permukaan Bumi.

"Ada sebagian rentang gelombang frekuensi radio (RF) yang membuatnya sampai ke Bumi. Bahkan, telah ditunjukkan pada beberapa spesies, noise RF dapat mengganggu kemampuan orientasi magnetik," jelas Granger.

Para ilmuwan masih belum dapat memastikan, apakah paus memiliki indera magnetoreseptif atau tidak.

"Namun, yang kita tahu, paus lebih sering terdampar saat matahari melakukan hal-hal gila," kata Granger.

Baca juga: Paus Terdampar di Cilacap, Mengapa Fenomena Ini Bisa Terjadi?

Untuk itu, kata Granger, langkah tim selanjutnya adalah untuk melihat apakah ini fenomena yang terlihat pada spesies migrasi lainnya.

"Lalu, di bagian lain dunia, di mana medan magnet mungkin tidak mudah terdeteksi," imbuh Granger.

Menurut Lohmann, badai matahari atau badai magnetik juga diketahui menyebabkan masalah lain bagi hewan yang tidak terkait dengan navigasi.

"Jadi lebih banyak pekerjaan untuk menentukan apakah badai matahari memengaruhi paus terdampar atau justru punya efek lain," sambung Lohmann.

Baca juga: Cerita di Balik 17 Paus Terdampar di Perairan Sabu Raijua, Dehidrasi hingga Dikubur dengan Ritual Adat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com