Dalam pengelompokkan tersebut, dia menemukan paus abu-abu yang hidup ternyata terdampar cukup jauh dan lebih sering terjadi, ketika banyak bintik matahari.
Akan tetapi, penemuan tersebut tidak menjelaskan bagaimana bintik matahari menyebabkan paus bisa terdampar.
Baca juga: Cerita Nelayan di Palopo yang Berulang Kali Selamatkan Paus Terdampar
Meskipun bintik matahari menyebabkan peningkatan besar pada radiasi elektromagnetik, namun sebagian besar radiasi itu tidak sampai ke permukaan Bumi.
"Ada sebagian rentang gelombang frekuensi radio (RF) yang membuatnya sampai ke Bumi. Bahkan, telah ditunjukkan pada beberapa spesies, noise RF dapat mengganggu kemampuan orientasi magnetik," jelas Granger.
Para ilmuwan masih belum dapat memastikan, apakah paus memiliki indera magnetoreseptif atau tidak.
"Namun, yang kita tahu, paus lebih sering terdampar saat matahari melakukan hal-hal gila," kata Granger.
Baca juga: Paus Terdampar di Cilacap, Mengapa Fenomena Ini Bisa Terjadi?
Untuk itu, kata Granger, langkah tim selanjutnya adalah untuk melihat apakah ini fenomena yang terlihat pada spesies migrasi lainnya.
"Lalu, di bagian lain dunia, di mana medan magnet mungkin tidak mudah terdeteksi," imbuh Granger.
Menurut Lohmann, badai matahari atau badai magnetik juga diketahui menyebabkan masalah lain bagi hewan yang tidak terkait dengan navigasi.
"Jadi lebih banyak pekerjaan untuk menentukan apakah badai matahari memengaruhi paus terdampar atau justru punya efek lain," sambung Lohmann.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.