"Respon merupakan suatu aspek tindak lanjut yang penting dalam pemantauan KIPI," ujarnya.
Pada pelaksanaannya, diakui Hinky, menentukan penyebab KIPI, umumnya tidak mudah. Untuk menentukan penyebab KIPI diperlukan laporan dengan keterangan lengkap dan terperinci.
Baca juga: MUI: Dalam Situasi Darurat, Imunisasi adalah Kewajiban
Data yang diperoleh dipergunakan untuk mengkaji kasus dan mengambil kesimpulan. Di Indonesia, PMS (Post Marketing Surveillance) KIPI dilakukan secara pasif dan aktif.
Pelaporan KIPI dilaksanakan secara berjenjang dari lapangan sampai ke Sekretariat KOMDA PP-KIPI melalui institusi kesehatan daerah untuk akhirnya diterima oleh Kementerian Kesehatan cq Sub Direktorat Imunisasi/Komnas PP-KIPI.
Hasil data menunjukkan tidak ada kaitannya imunisasi dengan penyakit yang muncul pada pasien tersebut setelahnya, yang berarti bahwa program imunisasi di Indonesia aman.
Karena dalam pelaksanaanya, keamanan vaksin selalu diutamakan. Dari tingkat global sampai di tingkat desa, berbagai organisasi mendukung program imunisasi, deteksi, pelaporan dan analisis selalu dilakukan.
Hinky mengakui bahwa imunisasi harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten.
"Pendidikan dan latihan bagi tenaga kesehatan harus dilakukan secara berkala," ujarnya.
Serta, tidak semua sasaran dpat dilakukan imunisadi di fasilitas pelayanan kesehatan primer, dan oleh sebab itu pula proses mekanisme rujukan harus diperkuat.
"Tidak sepatutnya pada masa ini transportasi atau biaya masalah, apalagi dengan telah diberlakukannya Jaminan Kesehatan Nasional di Indonesia, alur dan prosedur perlu disempurnakan," kata dia.
Tata laksana termasuk pencegahan KIPI yang paripurna akan menjamin kesinambungan program imunisasi, yang memastikan proses tumbuh kembang optimal pada setiap anak Indonesia.
Sejalan dengan impian tercapainya Indonesia emas di tahun 2045, tutur Hinky, saat negara kita mampu bersaing dengan bangsa lain, maka sumber daya manusia Indonesia merupakan salah satu faktor penting untuk mewujudkan negara Indonesia yang adil dan makmur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.