KOMPAS.com - Jumlah hewan yang mati akibat kebakaran Australia terus meningkat. Para pakar bahkan memperkirakan jumlahnya telah mencapai 1 miliar.
Kebakaran hutan yang diperparah oleh perubahan iklim menyapu Australia sejak September. Korban bukan hanya manusia dan bangunan, tetapi juga hewan ternak dan hewan liar.
Sebagian besar terbakar hidup-hidup, sementara sisanya menunggu kematian karena habitat dan tempat mereka mencari makan telah hancur.
Dilansir dari Vox, 7 Januari 2020, awalnya para ahli memperkirakan bahwa jumlah hewan yang mati 480 juta.
Baca juga: Apa Itu Krisis Iklim, Penyebab Banjir di Indonesia sampai Kebakaran di Australia?
Akan tetapi, seperti dijelaskan oleh Chris Dickman, seorang pakar biodiversitas dari Universitas Sydney yang menulis laporan, angka 480 juta hanya mamalia, burung-burung dan reptil di New South Wales saja.
Bila kelelawar, katak dan berbagai hewan tak bertulang lainnya juga dihitung; maka jumlahnya sudah pasti akan melebihi 1 miliar.
Angka 1 miliar itu pun, menurut Dickman dan ilmuwan lingkungan di WWF Australia Stuart Blanch, masih terlalu sedikit jika memperkirakan seberapa jauh api kini telah menyebar.
Pasalnya, kebakaran hutan kini telah keluar dari New South Wales dan mencapai negara bagian Victoria.
Namun, berapa pun jumlahnya, ada satu hal yang pasti: kebakaran ini merupakan krisis biodiversitas di Australia.
Australia merupakan rumah bagi banyak hewan unik. Setidaknya ada 244 spesies mamalia yang hanya bisa ditemukan di Australia.
Baca juga: Berbagai Kerugian yang Diderita Indonesia Akibat Kebakaran Hutan
Membaca perkiraan di atas, Anda mungkin bertanya-tanya mengapa begitu banyak hewan mati akibat kebakaran hutan. Kenapa mereka tidak pergi saja meninggalkan lokasi?
Dickman menjelaskan bahwa sebagian hewan, seperti kangguru, emus dan burung-burung, memang bisa pergi meninggalkan hutan ketika kebakaran menyebar.
Namun, hewan-hewan yang lebih kecil, lebih lambat dan lebih bergantung pada hutan tidak bisa pergi begitu saja.
Contoh yang paling jelas adalah koala. Pakar memperkirakan bahwa setidaknya 8.000 atau 30 persen dari seluruh populasi koala di New South Wales telah mati dilahap kebakaran hutan.
Sebaliknya, reptil yang hidup di dalam tanah mungkin bisa menyelamatkan diri dari kebakaran karena tanah merupakan insulator panas yang baik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.