KOMPAS.com - Reynhard Sinaga, pria asal Indonesia dihukum seumur hidup oleh pengadilan Manchester atas kasus pemerkosaan yang melibatkan ratusan pria.
BBC memberitakan, Reynhard memperkosa korban dengan melakukan "penetrasi penis ke anus".
Dalam dunia medis, tindakan ini disebut sebagai seks anal dan tidak hanya eksklusif dilakukan oleh pasangan homoseksual, tetapi juga pasangan heteroseksual.
Dilansir Hello Sehat, beberapa orang melakukan hubungan anal karena anus penuh dengan ujung saraf sehingga sangat sensitif.
Baca juga: Tampan, Pintar dan Kaya: Mengapa Reynhard Sinaga Melakukan Pemerkosaan?
Untuk penerima seks anal, anus bisa menjadi zona sensitif seksual yang merespons rangsangan seksual.
Untuk pasangan yang memberikan seks anal, anus bisa memberikan rasa kencang yang menyenangkan di sekitar penis.
Meski banyak orang menganggap seks anal menyenangkan, aktivitas ini memiliki sejumlah risiko kesehatan.
Situs kesehatan WebMD bahkan menyebut seks anal sebagai aktivitas seksual paling berisiko.
Lantas, kenapa seks anal berisiko?
Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH yang juga sebagai dekan Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) menjelaskan, dubur atau anus tidak dipersiapkan untuk menerima benda asing dari luar masuk ke dalamnya.
"Anus berperan sebagai tempat lewatnya feses atau kotoran, sehingga jelas bahwa anus bisa menjadi sumber infeksi," kata Ari.
"Selain itu karena anus atau dubur tidak siap untuk menerima masuknya benda dari luar maka jika masuknya benda tersebut dilakukan secara dipaksa dan tanpa diberikan lubricant (pelumas) maka akan menyebabkan dinding anus dan bagian poros usus (rektum) rentan untuk luka," sambungnya.
Kondisi luka tersebut akan memudahkan tertularnya berbagai infeksi dari partner yang melakukan seks anal.
Risiko terjadi luka akan bertambah banyak jika proses anal seks dilakukan secara dipaksa.
Berbagai penyakit infeksi karena hubungan seksual (sexually transmitted disease/STD) mudah ditularkan melalui hubungan seks anal.
Berbagai penyakit STD tersebut antara lain HIV,Herpez simplex, hepatitis B, hepatitis C dan human papiloma virus (HPV).
Selain itu infeksi bakteri yang bisa terjadi antara lain gonorea, khlamidia, syphilis dan shigelosis.
"Pasien dengan infeksi bakteri ini bisa saja mengalami diare yang berdarah dan berlendir, mengalami luka2 terinfeksi bahkan timbul bisul dan radang diseputar bubur dan poros usus (rektum)," ungkapnya.
Selain itu, gejala lain yang ditimbulkan adalah munculnya nyeri berlebih saat buang air besar.
Dari semua risiko penyakit di atas, akibat yang paling berbahaya dari anal seks menurut Ari adalah kanker anus.
Risiko terjadi kanker sama pada semua jenis kelamin, baik laki-laki maupun perempuan.
Risiko terjadinya kanker anus lebih tinggi pada orang dibawah umur 30 tahun.
Baca juga: Kasus Reynhard Sinaga, Ini Tes untuk Tahu Anda Psikopat atau Tidak
"Sejauh ini saya beberapa kali mendapat kasus kanker anus berumur dibawah 30 tahun dan berhubungan dengan riwayat anal seks. Umumnya mereka melakukan anal seks dari partnernya," terang Ari.
Dari beberapa literatur yang dibaca Ari, banyak orang melakukan seks anal karena mereka terinpirasi setelah menonton film porno.
"Oleh karena itu dengan kemudahan mendapatkan film porno melalui internet kebiasaan anal seks ini akan terus meningkat dari waktu ke waktu," ungkapnya.
Kesimpulannya, melakukan anal seks - baik yang dilakukan secara terpaksa atau suka sama suka - merupakan tindakan seksual berisiko tinggi untuk terjadinya berbagai infeksi.
Anal seks dapat mendatangkan infeksi dari virus maupun bakteri, anus dan organ di sekitarnya terluka, hingga yang paling parah adalah kanker anus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.