Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AI Google Kalahkan Ahli Radiologi dalam Deteksi Kanker Payudara, Ini Artinya

Kompas.com - 04/01/2020, 19:04 WIB
Ellyvon Pranita,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah studi baru menemukan bahwa Google telah menciptakan model kecerdasan buatan (AI) yang bisa mendeteksi kanker payudara lebih akurat daripada seorang ahli radiologi manusia.

Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Nature tersebut, Google bersama dengan rekan-rekan di DeepMind, Cancer Imperial Centre Imperial Research dan Royal Surrey Country menguji apakah AI dapat mendukung ahli radiologi untuk menemukan tanda-tanda kanker payudara yang lebih akurat.

Mereka menemukan bahwa hanya dengan menganalisis mammogram dan tanpa akses data lainnya, AI Google dapat mengurangi kekeliruan diagnosis, baik hasil positif palsu maupun hasil negatif palsu, secara signifikan.

Untuk diketahui, positif palsu adalah individu yang memiliki hasil positif pada tes skrining tetapi ternyata tidak memiliki penyakit, sedangkan negatif palsu adalah individu yang memiliki hasil negatif pada tes skrining tapi ternyata memiliki penyakit.

Baca juga: Sistem Data Berbasis AI Berpeluang Jawab Tantangan Kesehatan Indonesia

Untuk menciptakan model AI ini, Google menggunakan set data representatif yang terdiri dari mammogram yang tidak teridentifikasi dari 76.000 wanita di Inggris dan 15.000 wanita di Amerika Serikat (AS). Set data tersebut digunakan untuk melatih model dalam menemukan tanda-tanda kanker payudara pada hasil pemindaian mammogram.

Model tersebut kemudian dievaluasi dengan set data terpisah yang diidentifikasi, dari 25.000 wanita di Inggris dan 3.000 wanita di AS.

"Dalam evaluasi ini, sistem kami menghasilkan pengurangan positif palsu mencapai 5,7 persen AS, dan 1,2 persen di Inggris. Serta, penurunan 9,4 persen negatif palsu di AS, dan penurunan 2,7 persen di Inggris," ujar pihak Google.

Para peneliti kemudian melatih model AI hanya pada data dari wanita di Inggris dan kemudian mengevaluasinya pada set data dari wanita di AS.

Baca juga: Kisah Deepmind, AI Terbaik Google yang Gagal Ujian Matematika SMA

Dalam percobaan terpisah ini, ada penurunan 3,5 persen pada positif palsu dan pengurangan 8,1 persen pada negatif palsu.

Dalam kedua percobaan tersebut, model AI Google ditemukan lebih akurat dalam mendiagnosis kanker payudara dibandingkan seorang radiologis manusia.

Akan tetapi, ketika disandingkan dengan dua radiologis yang merupakan standar diagnosis di Inggris; model AI Google tidak lebih baik atau lebih buruk dari mereka, meskipun keberadaan AI dapat mengurangi beban radiologis kedua hingga 88 persen.

Apa artinya bagi kita?

Temuan ini jelas menunjukkan potensi menjanjikan AI di dalam dunia medis yang saat ini kekurangan ahli radiologi. Namun, AI bukan solusi total dari diagnosis kanker payudara karena ia juga memiliki risiko dan keterbatasannya sendiri.

Dilansir dari Vox, Jumat (3/1/2019); meskipun algoritma AI Google tampak bekerja dengan baik dalam simulasi ini, belum tentu ia akan bekerja sedemikian baik dalam dunia nyata di ruang dokter. Hal itu membutuhkan studi prospektif lagi yang belum dilakukan oleh Google.

Selain itu, ketergantungan akan AI dikhawatirkan dapat menurunkan perhatian dan kepercayadirian dokter manusia, yang membuat mereka mungkin melewatkan kasus kanker yang tidak terdeteksi oleh AI, tetapi telah mereka temukan.

Pertanyaan lainnya adalah apakah sistem AI, baik milik Google ini maupun lainnya, dapat digeneralisasi ke berbagai populasi. Dalam percobaan, memang AI dapat menggeneralisasi populasi AS ke populasi Inggris, tetapi itu tidak membuktikan generalisasi antar ras.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau