Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
The Conversation
Wartawan dan akademisi

Platform kolaborasi antara wartawan dan akademisi dalam menyebarluaskan analisis dan riset kepada khalayak luas.

Mengapa Satwa Langka Rentan Punah? Genetika Jelaskan

Kompas.com - 27/12/2019, 20:05 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Analisis genomik terhadap hewan-hewan terancam punah semisal cheetah Afrika (Acinonyx jubatus), serigala abu-abu (Canis lupus), dan burung ibis endemik Jepang (Nipponia nippon) juga menunjukkan tren yang serupa.

Upaya translokasi

Untuk mengatasi masalah mutasi gen berbahaya, kita dapat melakukan translokasi, yaitu penambahan individu baru ke dalam populasi yang terancam punah. Individu baru ini berasal dari populasi yang berbeda sehingga diharapkan membawa varian genetik yang berbeda untuk melarutkan mutasi berbahaya dalam populasi kecil.

Dalam sebagian besar kasus, kesintasan populasi spesies meningkat akibat upaya ini.

Salah satu upaya translokasi yang berhasil dan kerap menjadi percontohan di seluruh dunia adalah translokasi singa gunung (Puma concolor coryi) yang berlangsung di Amerika Serikat.

Pada 1990, hanya ada beberapa puluh singa gunung di Florida dengan banyak kelainan dan penyakit. Setelah translokasi singa gunung dari Texas dilakukan pada 1995, ukuran populasi singa gunung Florida meningkat menjadi setidaknya 95 individu delapan tahun kemudian.

Sayangnya, keberadaan individu baru dari populasi dengan komposisi genetik berbeda tidak selalu berujung kepada kesintasan populasi.

Individu serigala abu-abu dari Kanada yang masuk sendiri ke Taman Nasional Isle Royale, Amerika Serikat, pada 1997, misalnya, cenderung kawin dengan satu kelompok serigala abu-abu saja.

Dampaknya, populasi serigala abu-abu di taman nasional tersebut kembali mengalami penurunan variasi genetik. Sejak saat itu, populasi serigala abu-abu di Isle Royale terus mengalami penurunan kesintasan hingga pada 2015 ditemukan hanya tiga individu serigala yang saling berkerabat.

Upaya translokasi, meskipun cukup menjanjikan, perlu dilakukan dengan hati-hati dan mempertimbangkan sejarah genetik populasi asal individu. Program pertukaran individu spesies antarnegara dengan pengawasan rutin terhadap kondisi kesehatan dan genetik individu dapat menjaga stok variasi genetik satwa untuk keperluan penangkaran.

Action Indonesia Global Species Management Plan adalah contoh kolaborasi yang telah berlangsung dengan banyak kebun binatang internasional untuk menjaga kesintasan anoa, babirusa, dan banteng.

Modifikasi genom

Teknologi modifikasi genom digadang-gadang dapat menghilangkan mutasi berbahaya dan membantu konservasi hewan terancam punah.

Penyuntingan genom mulai dilirik sebagai sebuah opsi untuk menyelamatkan populasi terakhir musang berkaki hitam (Mustela nigripes) di Amerika dari penyakit mematikan dan meningkatkan ketahanan alga simbion terumbu karang terhadap pemutihan karang.

Beberapa peneliti bahkan sudah gatal dengan usulan untuk menyelamatkan spesies terancam punah lainnya melalui kontrol gen (gene drive).

Teknologi modifikasi genom telah berhasil diterapkan kepada monyet, sapi, dan nyamuk dalam kondisi laboratorium untuk keperluan medis dan agrikultur. Namun, bagaimana gen baru yang dimasukkan akan memengaruhi populasi generasi selanjutnya belum dapat diprediksi dengan tepat.

Penelitian lebih lanjut terhadap dinamika genom makhluk hidup masih diperlukan untuk memastikan keberhasilan penggunaan teknologi modifikasi genom. Regulasi juga perlu memandu implementasi teknologi tersebut agar tidak membahayakan ekosistem.
Perlu adaptasi regulasi juga

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com