Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Kegagalan dalam Penerbangan Luar Angkasa pada 2019

Kompas.com - 27/12/2019, 10:02 WIB
Amalia Zhahrina,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bekerja dalam penerbangan luar angkasa memang tidak mudah. Bahkan, terdapat hal-hal yang terjadi tidak sesuai dengan rencana. Mulai dari kesulitan mendarat di bulan, hingga beberapa ledakan roket.

Oleh karena itu, para insinyur pasti belajar dari kesalahan mereka dan memiliki beberapa hal baru untuk dipikirkan untuk waktu berikutnya.

Berikut tujuh kegagalan dalam penerbangan luar angkasa pada tahun 2019 agar dapat diperbaiki di masa depan:

1. Kebakaran SpaceX Crew Dragon

Sebuah uji mesin dari Crew Dragon milik SpaceX yang akan membawa astronot ke Stasiun Luar Angkasa Internasional, tidak sesuai rencana. Laporan media lokal dan gambar menunjukkan segumpal asap besar yang berasal dari lokasi pengujian.

"Sebelumnya, SpaceX melakukan serangkaian uji mesin pada kendaraan uji Crew Dragon di tempat uji kami di Landing Zone 1 di Cape Canaveral, Florida," kata seorang juru bicara perusahaan, dilansir dari Space.com (24/12/2019).

Penyebab kebakaran diduga karena bocornya katup dan komponen yang rusak. Sejak itu, SpaceX memperbaiki masalah dan melakukan serangkaian tes tanah yang sukses dari sistem batalkan Crew Dragon.

Selain itu, SpaceX juga akan meluncurkan penerbangan uji coba Ab-Flight Abort mulai 11 Januari, dengan tujuan menerbangkan orang ke stasiun luar angkasa pada tahun 2020.

2. Boeing Starliner dalam orbit yang salah

Seperti SpaceX, Boeing juga memiliki kontrak NASA untuk terbang, yang pada akhirnya akan menerbangkan astronot dalam perjalanan ke Stasiun Luar Angkasa Internasional.

Untuk melakukan itu, Boeing telah membangun kapsul ruang angkasa baru yang disebut CST-100 Starliner. Dirancang untuk diluncurkan ke orbit menggunakan roket Atlas V , berlabuh di stasiun dan kembali ke Bumi untuk melakukan pendaratan di darat dengan parasut dan airbag.

Pada 20 Desember, Boeing meluncurkan penerbangan uji Starliner pertama ke Stasiun Luar Angkasa Internasional, tetapi misi tersebut tidak mencapai tujuannya. Penyebabnya adalah kesalahan pada jam misi yang menyebabkan Starliner berpikir itu adalah bagian akhir dari misinya, mengarahkan pesawat ruang angkasa untuk menggunakan propelan yang sangat dibutuhkan untuk perjalanan ke stasiun.

Pada akhirnya, kesalahan jam Starliner dan masalah komunikasi memaksa Boeing meninggalkan harapan untuk mencapai stasiun ruang angkasa. Misi delapan hari yang direncanakan dipotong menjadi hanya tiga, dengan Starliner kembali ke Bumi dan mendarat dengan sukses.

Sementara Starliner berhasil diluncurkan dan mendarat, kegagalannya untuk mencapai stasiun luar angkasa membuat NASA dan Boeing mendiskusikan apakah diperlukan uji terbang tanpa uji lain sebelum para astronot dapat mulai terbang ke pesawat ruang angkasa pada tahun 2020.

3. Kecelakaan roket Exos Aerospace

Pada 26 Oktober, roket suborbital Aerospace Exos mengalami kegagalan saat peluncuran. Roket Otonomi Suborbital dengan misi roket GuidancE (SARGE) ini berakhir setelah upaya peluncurannya di Spaceport America di New Mexico.

Setelah ditelusuri, kegagalan saat peluncuran diakibatkan oleh gagalnya bagian di bawah kerucut hidung yang jatuh kembali ke roket sehingga lintasan roket membelok ke luar jalur.

4. "Mole" yang macet di Mars

Pendarat InSight Mars mengalami sejumlah masalah ketika mencoba mengebor permukaan Mars untuk melihat aliran panas di Planet Merah dengan menggunakan “mole”. Mole merupakan sebuah instrumen yang berfungsi untuk mengukur suhu interior Mars dan dapat menggali hingga kedalaman lima meter (16 kaki).

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau