Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidur Malam dengan Lampu Mati Bikin Tubuh Lebih Sehat

Kompas.com - 26/12/2019, 17:07 WIB
Ellyvon Pranita,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

KOMPAS.com -  Sebagian orang merasa takut saat tidur tanpa ada cahaya atau lampu. Sebagian orang lagi, tidak bisa tidur jika ada cahaya. 

Namun ternyata berdasarkan penelitian, tidur dengan cahaya lampu dimatikan sangat baik bagi tubuh. 

Seperti dilansir dari Mother Nature Network, semakin banyak penelitian menemukan bahwa tidur di malam hari dengan adanya cahaya buatan dari lampu atau ponsel dapat mengganggu tidur Anda dan menjadikan tubuh tidak sehat. 

Mengapa demikian?

Siklus alami siang dan gelapnya malam selama 24 jam membuat ritme biologis tubuh selaras.

Untuk itulah saat malam hari, terutama pada waktu tidur, sangat baik bagi tubuh untuk berada di dalam gelap agar ritme biologis tersebut seimbang. 

Dari penelitian tersebut didapatkan hubungan antara tidur dengan cahaya buatan atau lampu, dengan masalah kesehatan seperti insomnia hingga kanker payudara. 

Baca juga: Lensa Kontak Ini Dipakai saat Tidur, Menekan Minus pada Mata

Hal itu dikarenakan terjadinya penekanan fungsi dari melatonin sebagai hormon utama yang mengendalikan siklus tidur dan bangun.

Cahaya pada malam hari menekan sekresi melatonin, dan kurangnya melatonin telah dikaitkan dengan diabetes, obesitas, penyakit jantung dan masalah kesehatan lainnya.

Dampak tidur dengan cahaya

American Medical Association Council mengeluarkan laporan yang mengevaluasi dampak pencahayaan buatan pada kesehatan manusia, satwa liar, dan tumbuh-tumbuhan.

Baru-baru ini, tim peneliti internasional menganalisis data tentang dampak pencemaran cahaya pada pembentukan melatonin pada manusia dan vertebrata. Mereka menemukan bahwa tingginya pencahayaan langit di perkotaan dapat menekan produksi melatonin. 

Mereka melihat ratusan penelitian, mencari bukti bagaimana cahaya mempengaruhi produksi melatonin dan itu tidak butuh banyak cahaya.

Untuk mendapatkan gambaran tentang dampaknya, para peneliti menjelaskan beberapa variabel.

Baca juga: Susah Tidur Setiap Kali Mau Haid? Ini Alasannya Menurut Sains

Cakrawala kota, suatu bentuk polusi cahaya, dapat mencapai pencahayaan hingga 0,1 lux, dan pencahayaan luar ruangan dapat mencapai sekitar 150 lux.

Tetapi ambang batas untuk berbagai makhluk hidup menerima polusi cahaya tersebut tidak setinggi itu. Pada ikan ambangnya 0,01 lux, pada tikus 0,03 lux dan pada manusia yang sensitif, sekitar 6 lux. Hasil ini telah dipublikasikan dalam jurnal Sustainability.

Ahli epidemiologi kanker Richard Stevens dari Fakultas Kedokteran Universitas Connecticut adalah pelopor di kajian tersebut, setelah mempelajari subjek ini selama 25 tahun.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau