Risiko resisten AMR terus meningkat setiap kali antimikroba digunakan secara berlebihan atau digunakan secara tidak tepat.
Dokter Hari mengatakan, penggunaan antibiotik pada penyakit yang tidak disebabkan oleh bakteri justru akan membuat kuman menjadi kebal terhadap obat, seperti saat demam, diare ataupun batuk.
Baca juga: 4 Penyebab Munculnya Resistensi Antibiotik
Oleh sebab itulah, kebutuhan terhadap antibiotik sebaiknya tidak asal ditentukan dan asal konsumsi.
"Resisten antimikroba ini bisa terjadi bahkan bukan akibat penggunaan bulanan atau tahunan. Kalau Anda minum antibiotik, padahal penyakitnya karena virus, nanti juga banyak bakteri yang resisten, ataupun memang penyakit karena bakteri, ada sebagian bakteri yang lolos, sembunyi dan resisten antibiotik tersebut," jelas dr Hari dalam sebuah acara bertajuk Indonesia Memerangi Antimicrobial Resistance (AMR), Jakarta, Kamis (19/12/2019).
Ditegaskan oleh dr Hari, takaran dosis, dan faktor penyebab penyakit (virus, bakter, parasit atau jamur) harus menjadi hal utama yang diketahui oleh pasien.
Jika tidak, maka akan terjadi percepatan laju resisten bakteri menjadi kebal terhadap antibiotik apapun (superbugs).
Alhasil, orang dengan resisten superbugs tersebut sangat sulit disembuhkan penyakitnya, karena kuman jahat dalam tubuh kebal terhadap apapun jenis antibiotik atau antimikroba yang diberikan oleh dokter.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.