Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Langsung Minum Antibiotik Saat Sakit, Ini Alasannya

Kompas.com - 22/12/2019, 17:04 WIB
Ellyvon Pranita,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Minum antibiotik saat sedang sakit tidak selalu dapat membuat tubuh Anda menjadi baik.

Disampaikan Ketua Komite Pengendalian Resisten Antibiotik (KPRA), Dr dr Hari Paraton, SpOG, pemakaian antibiotik secara terus menerus dan sembarangan dapat membuat tubuh mengalami resisten terhadap antibiotik tersebut.

Pada umumnya, orang hanya mengenal antibiotik. Nah, antibiotik hanyalah bagian dari antimikroba (AMR), sementara mikroba melingkupi berbagai organisme yaitu virus, bakteri (bios/biotik), jamur, protozon ataupun parasit.

Oleh karena itu, antimikroba (AMR) merupakan obat yang penting untuk mengobati infeksi pada manusia dan hewan yang diakibatkan oleh organisme jahat. Caranya dengan menghambat perkembangbiakan organisme jahat yang ada.

Baca juga: Mitos atau Fakta: Antibiotik Digunakan saat Batuk, Diare dan Demam?

Namun, yang lebih penting untuk diketahui oleh masyarakat adalah adanya resisten AMR atau Antimicrobial Resistance.

Ini merupakan suatu ketidakmampuan antimikroba untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroba, sehingga penggunaannya sebagai terapi penyakit infeksi menjadi tidak efektif lagi.

Risiko resisten AMR terus meningkat setiap kali antimikroba digunakan secara berlebihan atau digunakan secara tidak tepat.

Dokter Hari mengatakan, penggunaan antibiotik pada penyakit yang tidak disebabkan oleh bakteri justru akan membuat kuman menjadi kebal terhadap obat, seperti saat demam, diare ataupun batuk.

Baca juga: 4 Penyebab Munculnya Resistensi Antibiotik

Oleh sebab itulah, kebutuhan terhadap antibiotik sebaiknya tidak asal ditentukan dan asal konsumsi.

"Resisten antimikroba ini bisa terjadi bahkan bukan akibat penggunaan bulanan atau tahunan. Kalau Anda minum antibiotik, padahal penyakitnya karena virus, nanti juga banyak bakteri yang resisten, ataupun memang penyakit karena bakteri, ada sebagian bakteri yang lolos, sembunyi dan resisten antibiotik tersebut," jelas dr Hari dalam sebuah acara bertajuk Indonesia Memerangi Antimicrobial Resistance (AMR), Jakarta, Kamis (19/12/2019).

Ditegaskan oleh dr Hari, takaran dosis, dan faktor penyebab penyakit (virus, bakter, parasit atau jamur) harus menjadi hal utama yang diketahui oleh pasien.

Jika tidak, maka akan terjadi percepatan laju resisten bakteri menjadi kebal terhadap antibiotik apapun (superbugs).

Alhasil, orang dengan resisten superbugs tersebut sangat sulit disembuhkan penyakitnya, karena kuman jahat dalam tubuh kebal terhadap apapun jenis antibiotik atau antimikroba yang diberikan oleh dokter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com