Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
The Conversation
Wartawan dan akademisi

Platform kolaborasi antara wartawan dan akademisi dalam menyebarluaskan analisis dan riset kepada khalayak luas.

Sertifikasi Layak Nikah, Pentingnya Intervensi Kesehatan dari Hulu

Kompas.com - 20/12/2019, 08:14 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Beberapa negara ASEAN seperti Malaysia dan Singapura menyelenggarakan kursus pranikah melalui badan atau lembaga masyarakat dengan dukungan regulasi dari pemerintah. Lama kursus rata-rata 1-3 bulan, dengan waktu yang fleksibel.

Beberapa negara bagian Amerika Serikat juga menyelenggarakan secara online dan berbayar. Bahkan di Timur Tengah seperti Iran melaksanakannya sejak 1993, yang belakangan telah diperkaya muatannya dalam perspektif psikologik, kesehatan reproduksi, keluarga berencana, peningkatan kualitas hidup di samping muatan religius.

Pemerintah Indonesia belum merinci tentang materi kesehatan yang akan diperkaya dalam kursus pranikah versi baru, tapi secara garis besar kemungkinan berkisar pada kesehatan reproduksi, gizi, kesehatan anak, dan pencegahan stunting.
Pentingnya gizi ibu pra-hamil

Kewajiban kursus pranikah sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan calon pengantin tentang pentingnya gizi sehingga mereka terdorong untuk mencukupi kebutuhan nutrisi berkualitas sebelum hamil dan masa pertumbuhan janin hingga anak berusia dua tahun.

Masalahnya, sampai saat ini, upaya untuk meningkatkan gizi ibu sebagian besar difokuskan pada dukungan selama kehamilan dan menyusui. Padahal, penting sekali meningkatkan status gizi perempuan sebelum hamil agar calon ibu dapat memulai kehamilan dengan kondisi gizi yang baik.

Setelah proses persalinan, para ibu dan keluarga juga lebih banyak tidak memperhatikan asupan gizi ibu pasca melahirkan dan lebih fokus memperhatikan bayi yang baru lahir.

Kualitas asupan nutrisi perempuan Indonesia yang tidak hamil dan hamil masih belum optimal, terutama asupan zat gizi penting seperti energi, protein, vitamin A, vitamin C, seng, dan kalsium.

Sebagai dokter kandungan, saya kerap menghadapi para calon ibu tidak mempunyai pengetahuan yang cukup tentang bagaimana asupan makanan yang seimbang dan beragam.

Mereka tidak memahami berapa banyak peningkatan berat badan selama kehamilan, kekeliruan pemahaman akibat mitos-mitos tentang larangan makanan tertentu yang harus dibatasi selama kehamilan dan menyusui, dan minimnya kewaspadaan terhadap risiko-risiko penyakit selama kehamilan.

Ditambah lagi sarana untuk mendapatkan informasi yang benar belum sepenuhnya setara pada setiap daerah.

Dalam pelayanan kedokteran dikenal asuhan prakonsepsi (sebelum pembuahan), yang di dalamnya tercakup juga edukasi dan konseling bagi pasangan yang akan menikah. Asuhan prakonsepsi adalah layanan biomedis, intervensi kesehatan perilaku dan sosial untuk perempuan dan pasangannya sebelum terjadi konsepsi (pembuahan).

Asuhan ini bertujuan untuk meningkatkan kondisi kesehatan mereka, mengurangi perilaku individu dan faktor lingkungan yang dapat berkontribusi terhadap buruknya kesehatan ibu dan anak. Asuhan prakonsepsi untuk mempersiapkan perempuan dalam menjalani kehamilan dan persalinan yang sehat dan selamat serta memperoleh bayi yang sehat.

Cukup banyak bukti penelitian yang melaporkan manfaat asuhan prakonsepsi terhadap kesehatan ibu dan anak seperti menurunkan angka kematian ibu dan anak, mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, mencegah komplikasi selama kehamilan dan persalinan, mencegah stunting, dan risiko lainnya terkait kehamilan.

Selain itu, ada banyak bukti dampak positif dan pengalaman yang terus berkembang dalam implementasi inisiatif asuhan prakonsepsi baik di negara berpenghasilan tinggi, seperti Italia, Belanda, dan Amerika Serikat, maupun negara berpenghasilan rendah dan menengah, seperti Bangladesh, Filipina, dan Srilanka.

Intervensi-intervensi yang dilakukan dalam asuhan prakonsepsi, tidak terbatas pada edukasi tapi juga pemeriksaan kesehatan untuk mendeteksi atau skrining penyakit-penyakit yang berpotensi akan mengganggu kehamilan atau kesehatan pasangan.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com